MATARAM-Pendaftaran program skema government to government (G to G) atau bidang perawat ke Jerman dan Jepang sudah dibuka. ”Kalau Jerman membuka batch III tahun 2023 dan Jepang membuka batch XVII,” kata Kepala Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) NTB Mangiring Hasoloan Sinaga.
Dengannya, sosialisasi ke berbagai kampus tentang peluang kerja sebagai perawat digencarkan. Tujuanya agar mahasiswa jurusan keperawatan memiliki tambahan opsi, yakni bekerja di luar negeri.

Pilihannya adalah perawat di rumah sakit atau perawat di tempat khusus orang lanjut usia atau lansia. ”Kami sudah melakukan sosialisasi dan bersurat ketiga perguruan tinggi di Mataram,” terangnya.
Kampus tersebut di antaranya Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES), Politeknik Kesehatan (Poltekkes), dan Akademi Keperawatan (Akper). Informasi ini diharapkan bisa dimanfaatkan kampus untuk diteruskan kepada alumninya dan bersurat kepada Pengurus Persatuan Perawat Nasional di NTB.
Manfaat yang diperoleh bekerja sebagai tenaga perawat di Jepang melalui skema G to G adalah kontrak kerja jelas. Selama tiga tahun untuk perawat di rumah sakit dan kontrak empat tahun bagi perawat di rumah sakit khusus lansia. PMI juga mendapat asuransi kesehatan dan keselamatan kerja. PMI juga memperoleh pelatihan bahasa Jepang sebelum bekerja. Durasi pelatihan selama enam bulan di Indonesia, dan selama enam bulan di Jepang. Selama pelatihan, pekerja mendapatkan uang saku. PMI yang lulus ujian nasional di Jepang dapat bekerja hingga masa pensiun dan bisa membawa keluarganya ke Jepang.
Adapun syarat menjadi tenaga perawat ke Jepang usia maksimal 35 tahun, pendidikan terakhir minimal D3 Keperawatan. Yang pastinya harus memiliki pengalaman kerja selama dua tahun terhitung sejak terbitnya Surat Tanda Registrasi (STR) dan wajib memiliki STR. Paling penting sehat dan tidak bertato bagi calon pekerja pria dan perempuan, serta tidak bertindik bagi pria. ”Semua informasi resmi bisa didapatkan laman resmi dan medsos BP3MI NTB,” ujarnya.
Pihaknya juga membuka pelatihan bahasa Jepang secara gratis. Dari NTB yang ingin mengikutinya juga bisa langsung mencari informasi di BP3MI NTB. (nur/r9)