MATARAM-Animo masyarakat menyaksikan World Superbike di Sirkuit Mandalika cukup tinggi. Alhasil, para pelaku usaha paket perjalanan wisata ikut kecipratan rezeki.
Ketua Indonesian Travel Agent Association (Astindo) NTB Sahlan M Saleh mengatakan, sektor ini mendapat keuntungan dengan membludaknya pesanan paket perjalanan wisata. Selama tiga hari, kondisi bisnis ini seketika meroket dibanding kondisi sepanjang dua tahun pandemi. ”Meroket lebih dari 100 persen kondisi sektor ini selama WSBK,” katanya.
Meski belum sepenuhnya anggota memberikan laporan tertulis, namun ia memastikan hampir seluruh anggota mendapat berkah dari event internasional tersebut. Persentase peningkatan hingga lebih dari 100 persen menurut dia mencapai nilai yang juga fantastis. Secara total dikantongi sekitar 20-30 miliar dari 68 anggota Astindo yang beroperasi.
Sisanya 2-3 anggota masih vakum lantaran kondisi bisnisnya mati suri terdampak pandemi. Dengan estimasi mereka yang aktif masing-masing mampu memperoleh pendapatan sekitar Rp 300-400 jutaan. Dibanding saat pandemi, jumlah ini tentu menjadi batu loncatan baru bagi para pebisnis travel agen. ”Kalau kemarin paling 1-2 persen saja dari kondisi normal. Bahkan cenderung nihil,” katanya.
Masing-masing pelaku usaha menetapkan harga yang berbeda-beda. Untuk travel agen miliknya, misalnya. Paket termurah dibanderol sekitar Rp 3.900.000, dan yang paling mahal Rp 9 juta. Sudah termasuk tiket nonton kategori red area, hotel, dan transportasi serta jalan-jalan. Pihaknya berhasil menjual total 40 paket, baik paket termurah hingga termahal.
”Penjualan merata baik yang mahal dan yang murah, anggota pun demikian,” katanya.
Menurutnya, event ini sebagai pembuka kebangkitan para pelaku usaha sektor pariwisata. WSBK bisa menjadi salah satu cara mengenalkan NTB ke mata dunia. Beberapa paket wisata akhir tahun pun mulai berdatangan. Melihat atmosfir yang bagus ini, pihaknya kini mulai mempersiapkan diri menerima lonjakan wisatawan. Baik saat tahun baru, maupun MotoGP tahun depan.
”Berkat WSBK, promosi pariwisata terus berjalan dan kita siap menyambut event mendatang,” imbuhnya.
Ketua Association of The Indonesia Tours and Travel Agencies (Asita) Lombok Barat Supratman Samsi mengatakan, WSBK diibaratkan sebagai gong promosi gratis tanda mulai pulihnya pariwisata. Tak hanya NTB, tapi juga Indonesia. Namun, pada prinsipnya pendapatan secara nominal travel agen selama perhelatan event tersebut masih jauh dari pendapatannya di situasi normal sebelum pandemi dulu. Ia memperkirakan pendapatan normal baru bisa dikantongi sekitar pertengahan tahun depan. ”Kita proyeksi pendapatan dan tren pariwisata pulih normal pertengahan tahun depan,” katanya.
Selain itu kata dia, saat ini ada perubahan perilaku perjalanan wisata sejak disrupsi digital. Akibatnya, wisatawan selama WSBK lebih memilih membeli kebutuhan wisata secara ecer. Saat WSBK, misalnya. Pihaknya mengestimasi permintaan hanya sisi transportasi sekitar Rp 750 ribu hingga Rp 1 juta per unit per hari. Dengan rata-rata per travel menyewakan 10 unit kendaraan. Saat WSBK, otomatis kendaraan disewakan 3-5 hari oleh 38 anggota Asita Lobar. Sehingga kurang lebih 30-50 juta didapat hanya dari kendaraan saja. Meski sejatinya, belanja secara paket tour jauh lebih murah. Mulai Rp 1.750.000-Rp 3.850.000 sudah termasuk paket hotel, transport, tiket, dan wisata satu hari.
”Kalau per paket sebetulnya jauh lebih murah,” katanya. (eka/r9)