MATARAM-Pelaku usaha atau industri kosmetik lokal tengah gencar melakukan inovasi. Polanya dengan memaksimalkan penggunaan sumber daya alam dalam negeri sebagai bahan baku.
”Ini upaya yang bisa dikembangkan dan dilestarikan sejak turun temurun,” ujar Hj Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah, ketua Dekranasda NTB.

Hal itu disampaikan saat pengukuhan Dewan Pengurus Daerah Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetika (PPAK) NTB, Minggu (24/10). Langkah ini dilakukan untuk memacu susbtitusi impor sekaligus mewujdkan kemandirian nasional. Melalui PPAK, diharapkan dapat mewadahi para pelaku usaha kosmetik lokal sehingga semakin meningkatkan daya saing. NTB diuntungkan berbagai event internasional untuk mempromosikan produk. ”Bahan baku lokal dan organik ini yang menjadi keunggulan industri kosmetik kita,” ujarnya.
Turut hadir Solihin Sofian, ketua umum PPAK Indonesia serta Kusuma Ida Anjani, ketua harian PPAK Indonesia. Solihin mengatakan, bisnis perawatan tubuh dan wajah maupun kosmetik menjadi salah satu sektor yang laris manis masa pandemi. Paling digandrungi adalah produk yang menggunakan bahan baku alami atau organik.
Termasuk produk tradisional seperti jamu yang dapat meningkatkan imunitas di tengah penyebaran Virus Korona. Hal ini juga menjadi tren positif bagi pelaku bisnis skincare dan kosmetik untuk melebarkan pasar. Sekaligus membuka potensi bagi pelaku usaha baru di sektor ini. ”Produk perawatan wajah berbahan dasar organik menjadi peluang ekonomi dan bisnis yang amat potensial,” katanya.
Septia Erianty, ketua PPAK NTB mengatakan, pihaknya terus mendorong pelaku IKM kosmetik mengangkat bahan baku lokal. Membuka peluang penggunaan produk perawatan kulit maupun kosmetik lokal juga bisa go nasional bahkan internasional. NTB sendiri punya sederet bahan baku organik yang bisa dimanfaatkan. Diantaranya beras, cokelat, kopi, rumput laut, minyak kelapa, dan lainnya.
”Kita punya bahan baku alam yang belum tentu di negara lain ada. Ini menjadi peluag kita,” imbuhnya. (eka/r9)