GIRI MENANG-Tempat penampungan air di Dusun Kedondong Atas, Desa Pusuk Lestari, Kecamatan Batulayar sudah selesai dibangun pada Desember 2022 lalu. Tetapi pasca pengerjaannya tuntas, Sistem Penyedia Air Bersih (SPAM) itu tidak difungsikan hingga sekarang.
Padahal, keberadaannya sangat dibutuhkan oleh warga sekitar, terutama untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Karena itu, warga berharap bisa segera difungsikan, apalagi saat ini sudah memasuki musim kemarau.
Camat Batulayar Afgan, ketika dikonfirmasi berharap, SPAM tersebut bisa segera dimanfaatkan. Sebab, setiap saat dibutuhkan. “Di musim hujan juga dibutuhkan, tapi nyatanya tidak ada airnya,” ujarnya.
Di akuinya, sejak selesai dibangun pada Desember 2022 lalu, sempat difungsikan. Akan tetapi hanya dua hari saja. Setelah itu tidak ada air. “Dan sampai sekarang tidak pernah lagi ada air bersih yang mengalir ke penampungan tersebut. Sehingga proyek ini menjadi sia-sia untuk sementara waktu,” kata Afgan.
Semestinya, kata Afgan, setiap saat ada air yang ditampung. Sebab, air yang dialirkan ke penampungan bersumber dari mata air pegunungan yang tidak jauh dari lokasi itu. “Walaupun sedang musim kemarau tak pernah kering. Jadi, bukan karena airnya yang tidak ada,” katanya lagi.
Saat disinggung kemungkinan kendala karena letak geografis yang menghambat aliran air dari proyek itu, Afgan menyebut, itu tidak jadi persoalan. Sebab, sebelum mulai pembangunan, sudah ada survei dari tim teknis. “Ketika itu sudah dipastikan bahwa airnya bisa mengalir ke lokasi penampungan,” ujar Afgan.
Kepala Dinas Pekerjaaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Lobar I Made Arthadana menjelaskan, SPAM tidak berfungsi karena sempat terjadi longsor. Akibatnya, aliran air ke tempat penampungan terganggu. “Tetapi kita sudah turun untuk memperbaiki kerusakan tersebut.
Made Arthadana menjelaskan konsep SPAM ini adalah air minum pedesaan, yang tentunya akan diberikan hak milik kepada warga sekitar. Pihaknya akan memberikan hak untuk masyarakat setelah selesai proses pemeliharaan. “Nanti akan diambil alih sebagai aset desa. Nanti masyarakat desa yang akan mengelola,” jelasnya. (bib/r3)