Nama Ustad Budi Satriawan sebagai caleg pendatang baru dari Dapil Kecamatan Ampenan kini cukup diperbincangkan. Dengan selogan Yang Muda yang Bekerja ia maju dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan nomor urut delapan. Seperti apa visi misi pengasuh Ponpes Tahfizul Quran Daarul Wafa Pejarakan Karya ini. Berikut wawancara Lombok Post dengannya.
Assalamualaikum Ustad Budi apa kabar?
Waalaikum salam, sehat alhamdulliah.
Anda maju dari dapil yang tak mudah, Ampenan punya figur incumbent yang kuat bagaimana anda menyikapi persaingan ini?
Sejak awal saya menyadari peta persaingan ini. Bahkan saya tinggal di Kelurahan Pejarakan Karya dimana empat dari delapan anggota DPRD dapil Ampenan berdomisili. Lima puluh persen incumbent ada disini ditambah lagi pimpinan Gerindra, PAN dan PPP.
Tapi saya memandang ini bukan semata mata soal kalah menang, tapi lebih pada upaya berlomba menuju kebaikan. Kontestasi untuk kebaikan masa depan bangsa melalui sistem demokrasi yang kita anut. Karena yang kita adu adalah visi, ide, gagasan bagaimana daerah ini kita bangun kedepan.
Lalu bagaimana anda menghadapi persaingan tersebut?
Hingga saat ini langkah yang saya tempuh seluruhnya berkat silaturrahmi. Sejak awal warga, sahabat dan kawan-kawan pergerakan bersepakat mengusung saya. Termasuk membantu mencarikan partai dan urunan membiayai sosialisasi.
Kemudian sahabat-sahabat ini lah yang selama ini membantu dan memperkuat silaturrahmi yang terbangun degan konstituen. Setiap hari kami berkumpul membahas jejaring silaturrahim dan gagasan-gagasan yang ingin kita sampaikan ke ruang publik.
Dengan pola silaturrahmi ini kami ingin mencoba membangun fondasi politik berdasarkan ide dan kesamaan visi membangun daerah. Bukan dengan janji-janji atau mahar politik.
Anda mengusung jargon kampanye Yang Muda Yang Bekerja apa maknanya ini?
Pada dasarnya ini semangat untuk membuat perubahan. Tak melulu soal usia, ketika anda tua namun pemikiran dan tindakan anda selalu muda dan out of the box itu adalah semangat kaum muda. Itulah semangat Yang Muda Yang Bekerja.
Kemudian Kota Mataram kini mengalami bonus demografi. Komposisi pemilih muda sangat dominan dan menentukan. Karena itulah saya ingin merangkul dan mengajak kaum muda untuk mau terlibat dalam membangun demokrasi ini. Menggunakan hak pilih melalui jalur pemilu. Sehingga terbangun kesadaran bersama bagaimana pentingnya kontestasi politik.
Karena itulah ini saatnya kita kaum muda unjuk kebolehan, saatnya kita mengambil tongkat estafet kepemimpinan. Lihatlah bagaimana para pendiri bangsa kita memulai semuanya dalam usia yang masih sangat belia, Soekarno, Hatta, Sjahrir. Mereka muda dan mau bekerja memperbaiki keadaan.
Lalu apa sebenarnya visi yang anda tawarkan untuk warga Mataram dan dapil Ampenan khususnya?
Visi besar saya kedepan adalah Sejahtera dalam Keberagaman. Seperti kita ketahui pemerataan kesejahteraan adalah cita-cita besar para pendiri bangsa yang harus kita perjuangkan terus menerus.
Di sisi lain kita harus mampu berdamai dan mengelola keberagaman yang kita miliki. Terlebih untuk kita di Mataram, Tuhan telah menakdirkan kita lahir dan besar disini. Di kota yang besar dan lahir oleh keberagaman.
Kita di Mataram tak punya sumberdaya alam melimpah seperti kabupaten/kota lain di NTB. Tapi kita punya sumberdaya manusia yang terbaik dan beragam. Inilah fokus utama yang ingin saya suarakan. Merawat keberagaman sebagai modal utama menuju kesejahteraan bersama.
Dengan keunggulan sumberdaya manusia ini saya optimis jika kita bisa mengelolanya kedepan Mataram akan bisa serti kota-kota besar dunia lainnya.
Apa yang dikembangkan? Bisa sebagai pusat jasa, niaga, pendidikan dan lainnya. Kita sudah punya fondasi kuat tinggal merawat dan mengembangkan. Kemudian kita bantu pemerintah menyiapkan tambahan infrastrukturnya.
Lalu bagaimana cara mewujudkan visi besar tersebut?
Visi ini kedepan ditopang oleh sejumlah program unggulan yang menjadi bagian dari misi kami. Misalnya program pembangunan ekonomi kerakyatan yang bertumpu keberpihakan pemerintah dalam mengembangkan usaha kecil menengah dan mikro (UMKM). Pertanian juga demikian.
Pariwisata kita harus kembali kepada keunggulan kita sebagai tempat pusat jasa MICE, (pertemuan dan konvensi, Red). Keungulan kita disana karena kita punya infrastrukturnya. Selain itu kita harus dorong pengembangan wisata buatan seperti pusat perbelanjaan, sejarah dan lainnya. Keunggulan kita sebagai pusat jasa dan niaga inilah yang harus terus kita kembangkan.
Sekai lagi keunggulan utama Mataram bukan pada sumber daya alamnya namun kekayaan sumber daya manusia dengan latar belakang keilmuan dan suku bangsa yang beragam. Kita bertumpu pada sumber ini.
Inilah yang ingin saya ikhtiarkan melalui fungsi legislasi dan pengawasan jika kelak saya diamanahkan di DPRD nanti.
Biodata
Nama : Budi Satriawan
Alamat : Lingkungan Penan Pejarakan Karya Ampenan
Lahir : Ampenan 15 Maret 1985
Status : Menikah
Pekerjaan :
Pengasuh Ponpes Tahfizul Quraan Daarul Wafa Pejarakan Karya Ampenan
Pengajar di TPQ Assyfa
Pemilik Archangel Computer
Direktur Ilalang Adventure
Manager Pemasaran dan Umum di CV Restu Bumi
Pendidikan Formal
SDN 2 Pejeruk
MTSN 1 Mataram
MAN 1 Mataram
IAI Nurul Hakim Kediri
Non Formal
Ponpes Tahfizul Quran Daarul Wafa
Program Tilawatil Quran pada TGH Fawaid Hariri Zakaria (alm)
Organisasi
Pengurus Nahdlatul Ulama (NU) Ampenan
Sekretaris FKS TPQ Kota Mataram
Pengurus KOMPI 31 NTB