MATARAM-Balap liar di Jalan Udayana mendapat atensi khusus Kapolresta Mataram Kombespol Mustofa. Terkait itu, Minggu dini hari (2/10), Polresta Mataram menurunkan kekuatan penuh untuk membubarkan aksi balapan liar.
Operasi dipimpin Kabag Ops Polresta Mataram Kompol I Gede Sumadra Kerthiawan. Sebanyak 150 personel dari seluruh satuan kerja (Satker) dan polsek jajaran dikerahkan.
Mereka dibagi menjadi sembilan tim untuk menutup celah jalur tikus yang kerap digunakan para pelaku balap liar untuk kabur saat dibubarkan.
“Ada sembilan jalur tikus yang kerap digunakan untuk kabur. Semua harus ditutup, jangan sampai ada yang lolos,” perintah Sumadra saat memimpin apel persiapan.
Tim Satreskrim yang bertindak sebagai pendobrak terlebih dahulu masuk ke Jalan Udayana memantau situasi. Sekitar pukul 03.20 Wita Jalan Udayana terlihat sangat ramai. Sejumlah pemuda berkumpul di depan kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan NTB. Mereka tampak akan memulai balapan.
“Satu monitor. Kalau semua sudah siap di posisi masing-masing berikan laporan,” perintah Kasatreskrim Kompol Kadek Adi Budi Astawa sebagai pemimpin tim pendobrak memberikan aba-aba ke jajarannya melalui alat komunikasi.
Seluruh personel yang telah menutup sembilan jalur tikus melaporkan sudah siap. “Kabag Ops kami sudah siap,” kata Kadek Adi.
Petugas menutup seluruh jalur, baik yang arah ke utara maupun selatan. Mengetahui polisi sudah ada di lokasi para penonton maupun pelaku balap liar langsung kocar-kacir.
Kadek Adi yang sebagai tim pendobrak memberikan tembakan peringatan. Namun, para pelaku tak menghiraukannya. Mereka kabur tak tentu arah. Mereka tetap melarikan diri dan bersembunyi ke sawah dan permukiman penduduk.
Namun, kesigapan tim membuat para pelaku tak bisa berbuat banyak. Polisi menelusuri arah gang kecil tempat mereka bersembunyi. Puluhan sepeda motor ditemukan di sawah tanpa pemiliknya. Bahkan, sepeda motornya dibuang ke sungai untuk menghilangkan jejak.
“Ngapain lo di sini bray malam-malam. Tidur di sawah sama sepeda motornya?” tanya Kadek Adi.
“Gak ada pak, ngantuk,” timpal salah satu pemuda yang kedapatan bersembunyi di sawah.
Ada juga yang pura-pura nongkrong untuk mengelabui polisi. Sepeda motornya juga diangkut. “Semua angkut sepeda motor yang ada di sini,” perintah Kadek Adi.
Ditemukan juga sejumlah pemuda yang bersembunyi di toilet. “Lo ngapain di sini,” tanya Kadek.
“Aku ngamen pak. Ini kan gitar saya, pak,” alasan salah seorang pemuda sambil menunjukkan gitar.
Dari operasi tersebut, lebih dari 500 motor terjaring. Semuanya langsung ditilang tim Satlantas Polresta Mataram. (arl/r1)
