MATARAM-Pihak kepolisian memperketat pengawasan penerbangan drone di sekitar Sirkuit Mandalika. Jika ditemukan mereka akan menurunkan paksa drone yang diterbangkan secara ilegal.
“Sejauh ini ada lima drone yang kita turunkan paksa karena terbang tanpa izin,” kata Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Artanto, Jumat (11/2).

Pemilik drone sudah diamankan dan dibina. Mereka diimbau untuk tidak menerbangkan drone di kawasan sirkuit. “Apabila dilakukan lagi, kami akan melakukan tindakan,” jelasnya.
Polda NTB sudah berkoordinasi dengan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) dan stakeholder lain untuk mengawasi penerbangan drone ilegal saat tes pramusim. Tanpa izin dari penyelenggara MotoGP, drone dilarang berseliweran saat pelaksanaan tes pramusim. “Karena dapat mengganggu jalannya balapan,” kata dia.
Selama tes pramusim MotoGP, pengawasan penerbangan drone diperketat. Tim dari Korps Brimob Polri yang di-BKO ke Polda NTB telah memasang alat pendeteksi. “Kalau ada terdeteksi langsung diturunkan paksa menggunakan jammer,” terangnya.
Jammer drone merupakan perangkat pemancar radio yang kekuatannya sangat terarah menggunakan teknik pemancar high gain directional antenna. Nanti diarahkan ke drone dengan maksud melumpuhkan fungsi penerimaan gelombang radio pada sebuah drone sasaran.
Alat pendeteksi bisa mendeteksi keberadaan drone dengan jarak dua kilometer dari sirkuit. Jika mendekat langsung akan dijatuhkan secara paksa. “Semua dilakukan demi kelancaran balapan,” ujarnya.
Selain itu, tim pengawasan drone juga akan melakukan patroli manual. Sejumlah petugas ditempatkan di bukit-bukit sekitar Sirkuit Mandalika, khusus untuk mengawasi drone. “Kalau ada ditemukan yang menerbangkan akan ditindak,” kata dia.
Larangan penerbangan drone tersebut bukan saja mengganggu jalannya balapan. Melainkan juga membahayakan yang lainnya. “Helikopter terus standby mengikuti alur pembalap. Jadi keberadaan drone harus diantisipasi,” kata Artanto. (arl/r1)