Selasa, 28 Maret 2023
Selasa, 28 Maret 2023

Cerita Baiq Febriani Lylia Bisnis Boneka Rajut Baju Adat Nusantara

Hari Valentine pada 14 Februari lalu menjadi berkah bagi Baiq Febriani Lylia Paradisa. Dimana, pesanan boneka rajut yang dibuatnya cukup banyak.

 

ALI ROJAI, Mataram

 

“DALAM sebulan ada 30 sampai 35 boneka terjual,” kata Lylia, sapaan karibnya.

Perempuan 35 tahun  ini terlihat cukup sibuk kemarin. Bahan-bahan membuat boneka seperti benang, lem tembak, dakron, dan berbagai bahan lainnya  menipis. Ia harus ke toko mencari bahan-bahan agar pesanan boneka rajut dari pelanggan bisa selesai tepat waktu. “Kemarin ada pesanan boneka rajut baju adat Minang,” terang ibu tiga anak ini.

Pada World Superbike (WSBK) beberapa pekan lalu ia mendapat stand menjajakan boneka rajut  diproduksinya. Sekitar 20 boneka dijajakan di Sirkuit Mandalika itu laku terjual semuanya. “Makanya bahan-bahan saya habis karena buat banyak kemarin pas WSBK,” ucap dia.

Lylia mulai usaha boneka rajut baju adat nusantara hampir satu tahun lebih. Ia membuat boneka dengan belajar otodidak, melihat dari Youtube. Kendati demikian polanya tidak sama. Ia sendiri yang mengkreasikan pola boneka dan ukurannya. Menurutnya, sejak merintis usaha boneka rajut ia memfokuskkan diri membuat boneka dengan baju adat nusantara. Lewat usaha itulah dia kini punya banyak pelanggan di luar daerah. “Banyak pesanan datang dari Malang, Jogja, dan Surabaya,” ucap dia. Selain itu, pesanan juga datang dari resort.

Baca Juga :  Serabi Laklak Khas Lombok, Setia dengan Tungku Tanah dan Kayu Bakar

Dia menuturkan, pembuatan boneka rajut cukup banyak menyita waktu. Namun ia menikmati karena hobi. Dalam membuat boneka rajut ia memanfaatkan waktu malam hari. Suasana yang sepi dan hening membuat ia fokus meski badan kadang terasa pegal karena duduk di lantai. “Kaki kadang sampai kesemutan dan tangan keram,” celetuknya.

Dalam sehari ia bisa membuat dua boneka. Namun jika  pengerjaannya rumit kadang membutuhkan waktu lebih dari sehari. Selain boneka rajut baju adat nusantara, ia juga menerima pesanan sesuai permintaan pelanggan. Belum lama ini mendapat pesanan untuk membuat boneka ayam, kelinci, badak, putung rokok, dan pokemon. “Pesanan boneka di film BTS juga banyak sekarang ini,” terangnya.

Pesanan boneka rajut datang dari semua kalangan, tidak hanya anak muda. Namun juga orang tua yang memesankan anaknya sebagai hadiah ulang tahun. Boneka yang diproduksinya ada dua ukuran. Yakni ukuran 16 centimeter dan 30 centimeter dengan harga yang dinilainya masih terjangkau. “Kalau yang besar kita jual Rp 180 ribu, kalau yang kecil Rp 115 ribu,” Lylia.

Baca Juga :  Tak Sungkan Korupsi Rumah Tuhan

Bahan boneka rajut dengan brand “Ketato” dibuat dari benang, kayu, dan bahan dalamnya menggunakan dakron. Jika kotor boneka ini mudah dibersihkan. Sebagian besar boneka rajut dibuatnya sesuai pesanan. Jadi ia tidak bisa membuat banyak jika tidak ada pesanan. “Kita buat boneka rajut sesuai permintaan,” ucap Lylia.

Pembuatan boneka rajut masih manual. Ia memproduksi sendiri meski badan terasa pegal. Karena dalam membuat boneka ia duduk di lantai. “Kalau banyak pesanan dan meminta cepat jadi baru kita minta bantuan orang,” tutur Lylia.

Kini, dengan usaha ini ia bisa menyekolahkan tiga anaknya. Bahkan ia ingin anak-anaknya bisa sekolah sampai ke perguruan tinggi (PT)  dengan hasil bisnis boneka rajut ini. “Kami juga buat boneka kecil ukuran tujuh centimeter,” pungkasnya. (*/r3)

 

 

Berita Terbaru

Paling Sering Dibaca

Enable Notifications OK No thanks