Sate khas ikan tanjung kini sudah ada dalam bentuk kemasan yang dijual di NTB Mall. Jadi, jika ingin mencari sate ikan ini, sekarang tidak perlu jauh-jauh ke Tanjung, Lombok Utara.
ALI ROJAI, Mataram
SATE Ikan Tanjung Budinten namanya. Sate yang yang diproduksi sejak 1979 tidak hanya ditemukan di Tanjung, Lombok Utara. Namun kini sudah dijajakan di NTB Mall. “Kalau sate kemasan bisa tahan sampai enam bulan. Tidak basi,” kata Dwi Ayu Pratini, Owner Sate Ikan Tanjung Budinten.
Sate Ikan Tanjung Budinten cukup dikenal di Tanjung, Lombok Utara. Rasanya yang cukup lezat membuat kuliner satu ini banyak mendapat pesanan untuk berbagai acara, baik diadakan instansi pemerintah maupun swasta.
Kini, jika ingin menikmati Sate Ikan Tanjung Budinten tidak perlu jauh-jauh ke Tanjung, Lombok Utara, namun cukup dengan datang ke NTB Mall. “Biasanya kita menaruh 50 kemasan di NTB Mall,” ujar ibu dua anak ini.
Sate ikan tanjung merupakan usaha keluarga. Mulai dari neneknya sudah menekuni usaha sate ikan tanjung. Dwi, sapaan karibnya merupakan generasi kelima yang menjual sate ikan tanjung. “Kalau sate siap saji tetap kita jual di Tanjung,” ucap dia.
Sate ikan tanjung kemasan harganya lebih mahal dibandingkan dengan sate siap saji. Satu kemasan yang isinya delapan tusuk dibanderol dengan harga Rp 20 ribu. “Beda kalau yang siap saji lebih murah, yang enam tusuk harganya Rp 10 ribu,” ucap Dwi.
Harga satekemasan lebih mahal karena ia harus membeli bahan-bahan untuk kemasannya. Apalagi kemasan yang digunakan tidak sembarangan. Sate kemasan bisa tahan sampai enam bulan meski tidak menggunakan bahan pengawet dalam proses pembuatan. “Sebelum enam bulan sudah laku terjual kalau di NTB Mall,” ucap perempuan 28 tahun ini.
Biasanya ia menjual 50 kemasan sate di NTB Mall setiap pekan. Pembuatan sate menggunakan resep keluarga dengan bahan utama ikan cakalang, marlin, atau bisa juga menggunakan ikan tuna. Sedangkan bumbu yang digunakan ada bawang putih, jahe, kunyit, cabai rawit, cabai besar, santan, dan berbagai bumbu dapur lainnya. “Ikan dihaluskan bersama santan kelapa,” ucap dia.
Ia membuat sate kemasan karena permintaan dari luar daerah cukup banyak, bahkan ada juga permnintaan dari luar negeri. Jadi mau tidak mau sate yang dikirim keluar daerah seperti ke Jakarta atau atau Yogyakarta tidak basi. Melainkan tetap fresh ketika dinikmati. “Permintaan pesanan dari luar daerah cukup banyak,” urainya.
Tak hanya itu, ia juga kerap ikut pameran yang diadakan pemerintah dan pihak swasta untuk menjajakan produk usahanya. Pada event World Superbike (WSBK) beberapa pekan lalu ia menjajakan sate ikan tanjung di Sirkuit Mandalika. “Katanya orang sate buatan keluarga saya ini rasanya lezat,” pungkasnya. (*/r3)