Jumat, 31 Maret 2023
Jumat, 31 Maret 2023

Kisah Murtede, Warga Loteng yang Nekat Melawan Empat Begal Sekaligus (1)

AKSI Murtede, korban begal di jalan raya Desa Ganti, Kecamatan Praya Timur, Lombok Tengah ini terbilang nekat dan berani. Pria 34 tahun itu mampu melawan empat terduga begal. Seperti inilah kisahnya.

—–

Malam itu, Minggu (10/4) pukul 00.30 Wita, Murtede mengeluarkan sepeda motor dari rumahnya. Dia hendak membawa makanan untuk keluarga yang sedang menunggu ibunya yang terbaring sakit di Lombok Timur.

Makanan itu rencana untuk makan sahur. Seolah tidak terjadi apa-apa, ia mengendarai motor jenis Honda Scoopy melewati jalan raya. Sepanjang jalan, ia hanya mendengarkan lantunan ayat-ayat Alquran dari masjid dan musala.

Sesekali ada kendaraan roda dua dan roda empat yang melintas. Setelah itu, sepi. Tidak ada satu pun kendaraan lagi yang melintas. Namun, tiba-tiba dari belakang ada dua kendaraan yang membuntuti. Masing-masing berboncengan.

Awalnya, ia mengira dua pengendara itu akan pulang ke rumah. Namun, tepat di Dusun Bebile para pengendara tersebut menyapa. “Mau kemana itu,” ujar Murtede meniru sapaan terduga pelaku begal.

Baca Juga :  Ini Dia Taman Mataram Harum, Dulunya Kumuh, Kini Jadi Tempat Rekreasi

Ia pun tidak menjawab dan tetap konsentrasi mengendarai motornya. Sontak satu pengendara motor menghadang dari depan. Kemudian secara tiba-tiba menyerang. Begitu pula terduga pelaku begal yang lainnya. Hingga aksi membela diri dilakukan Murtede.

Di tubuhnya terasa benda tajam jenis cerurit melayang. Tepatnya di tangan kanan sebanyak dua kali. Kemudian jenis samurai sebanyak dua kali di punggung. Anehnya, ia tidak terluka. Hanya luka memar dan bajunya saja yang mengalami robek.

“Itu sambil saya berteriak minta tolong. Tapi tidak ada satu pun warga yang datang,” cerita Murtede.

Kondisi seperti itu, membuat dua terduga begal berusaha mengambil motornya. Sontak, ia lari guna menyelamatkan motor sembari melakukan perlawanan. Bagi Murtede, itu dilakukan daripada mati konyol. Lebih baik melawan.

“Saat kejadian saya bawa pisau dapur,” tandasnya.

Bagi sebagian besar warga di Kecamatan Praya Timur membawa senjata tajam saat keluar dari rumah, apalagi malam hari menjadi hal biasa. Tujuannya, untuk berjaga-jaga saja. Bukan untuk melakukan tindakan kriminal dan lain sebagainya.

Baca Juga :  Mustajib, Guru SMPN 12 Mataram Akan Pimpin Sekolah Indonesia di Arab Saudi

Dengan pisau dapur itulah, ia melumpuhkan dua terduga begal. Ada yang terkena tusuk di dada sebelah kanan dan ada pula terkena  tusuk di punggung. Hingga dua terduga pelaku begal tumbang bersimbah darah. Keduanya berinisial P, 20 tahun dan OW, 21 tahun.

Melihat dua temannya tumbang. Dua terduga pelaku begal lainnya merasa takut dan akhirnya memilih melarikan diri. Keduanya berinisial W, 32 tahun dan H, 17 tahun.

“Saat itulah, beberapa warga keluar. Lalu, saya memberitahukan ke warga bahwa saya korban jambret,” ujarnya lagi.

Warga kemudian memberikan pertolongan kepadanya dengan memberikan air minum. Lalu, mengamankan kendaraannya. Sementara dua terduga begal yang tewas dibiarkan begitu saja, sambil menunggu polisi datang.

“Saya kemudian memutuskan pulang ke rumah. Tidak jadi menjenguk ibu saya yang sakit,” kata bapak dua orang anak tersebut. (dss/r5)

Berita Terbaru

Paling Sering Dibaca

Enable Notifications OK No thanks