Selasa, 28 Maret 2023
Selasa, 28 Maret 2023

Berburu “Harta Karun” Terpendam di Pantai-pantai Terkenal di Lombok

BERAGAM cara orang mencari rejeki di kawasan objek wisata Pantai Tanjung Aan, Loteng. Salah satunya Mathius, berbekal metal detector untuk berburu harta karun di pesisir pantai.

Sejak pagi buta, Mathius, sudah berjalan menyusuri pesisir pantai mengais-ngais pasir di Pantai Tanjung Aan. Itu adalah waktu yang pas baginya berburu harta karun karena air laut masih surut. Dan belum banyak wisatawan datang berkunjung.

Bisa dikatakan, pria asal NTT ini adalah pemulung benda-benda berharga yang tercecer atau tertimbun pasir pantai. Target utamanya adalah perhiasan emas, perak, uang koin atau logam berharga lainnya.

Hampir setiap hari Mathius berjalan menyusuri pantai mengais-ngais pasir. Tidak melulu di Pantai Tanjung Aan, kadang hal serupa ia lakukan juga di Pantai Mawun, Pantai Kuta, Pantai Senggigi di Kabupaten Lobar, hingga sejumlah pantai di Lotim.

Baca Juga :  Wisatawan Asal Bekasi Meninggal Dunia di Gili Trawangan

Untuk mempermudah usahanya, Mathius membawa alat khusus seperti yang digunakan oleh tim penjinak bom. Ya, mereka membawa alat pendekteksi logam atau metal detector. Ia juga mengenakan celana dan baju panjang, sepatu boat kuning, serta topi khusus memancing.

Jika alat deteksi berbunyi, Mathius lalu menggunakan alat kedua yang dibawanya. Yakni perkakas mirip cangkul, namun permukaannya bolong-bolong. Semacam ayakan atau saringan, namun berbentuk cangkul.

“Mencari benda-benda yang terbawa ombak,” ujar pria usia 47 tahun ini pada koran ini.

Bapak empat anak itu tak diam. Dia terus berputar-putar menyisir setiap jengkal pantai. Tak lama berselang metal detector pun berbunyi. Biiipp biiiipp biiiip biiippp.

Baca Juga :  Sepak Terjang HIPLA Lotim Mengembangkan Wisata Bahari di Lombok Timur

Mathius langsung mencangkul permukaan pasir. Ternyata sebuah benda mirip cincin perak. Sebelumnya ia juga menemukan sejumlah uang koin pecahan 100, 200 dan 500 perak.

Dia mengaku, belum lama ini dirinya sempat menemukan kalung perhiasan emas seberat empat gram. Lantas ia bawa ke toko perhiasan untuk dijual. Uangnya diberikan kepada istri untuk kebutuhan sehari-hari.

Dibandingkan dengan dulu, pemulung harta karun tak menggunakan alat. Kata Mathius, cukup disisir dengan menggunakan kaki atau besi pencakar pasir. Target utama pencari harta karun adalah perhiasan milik wisatawan yang terlepas saat berenang di pantai.

“Waktu hilangnya bisa saja terseret dan tergulung pasir ke tengah. Pasti sulit menemukannya kembali. Tapi lama-lama bisa terbawa lagi ke tepi,” tandas Mathius berpeluh keringat. (ewi/r5) 

Berita Terbaru

Paling Sering Dibaca

Enable Notifications OK No thanks