Himpunan Penyelam Indonesia (HIPLA) Lotim bergerak di bidang pengembangan pariwisata, konservasi dan pemberdayaan. Dengan segala keterbatasan, satu persatu gerakan itu mereka wujudkan.
Fatih Kudus Jaelani, Lombok Timur
Mengenakan pakaian khusus penyelam, Ketua HIPLA Lotim Idham Khalid menyambut kedatangan Menparekraf Sandiaga Uno di pantai Labuhan Haji. Waktu itu, Idham tak sempat menjelaskan dengan rinci apa saja yang telah mereka lakukan. Namun dengan gaya khasnya, Sandiaga Uno berpesan pada mereka untuk membantu mengembangkan pariwisata.
Idham tersenyum saat mengingat peristiwa kunjungan menparekraf itu. Sebenarnya, saat itu ia ingin menjelaskan jika sejak berdiri pada November 2020 lalu, HIPLA Lotim sudah melakukan pemetaan potensi wisata bahari. “Dari pesisir pantai selatan, tengah, sampai ke utara,” jelas Idham.
Jangan bayangkan program pemetaan mendapat dukungan anggaran besar dan penuh kemudahan. Kata Idham, karena tak memiliki alat menyelam sendiri, mereka bekerjasama dengan lembaga Penyelam Profesional Pulau Lombok dan Sumbawa (P3LS). Enam kawasan di sepanjang pesisir pantai Lotim mereka susuri.
Hasilnya mereka menemukan banyak spot yang mengagumkan dan tak kalah saing dengan yang ada di kawasan lainnya. Baik di Lombok dan bahkan Bali. Salah satu keunggulannya adalah spot makro atau yang banyak diidamkan oleh fotografer.
Dari pemetaan tersebut, Idham menjelaskan, ia sudah membayangkan sebuah paket wisata bernama menyelami enam kawasan biru. “Ada enam kawasan, tapi titiknya bisa puluhan sampai ratusan,” jelas Idham.
Melakukan pemetaan saja sebenarnya tidak cukup. Karena selama ini, kendala lain yang mereka hadapi adalah persoalan sampah. Karena itu, selain mengembangkan pariwisata, HIPLA Lotim juga akan bergerak di bidang konservasi. Untuk konservasi, Idham akan memulainya berdasarkan data pemetaan yang sudah dilakukan.
Selain itu, mengatasi persoalan sampah yang tak ada habisnya, mereka juga akan bergerak di bidang pemberdayaan. Hal tersebut akan meliputi pendidikan dan sosialisasi kepada generasi muda dan masyarakat setempat di area sekitar pesisir.
“Karena selama ini, yang kerap kami jumpai adalah masih minimnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan,” tuturnya.
Berbicara anggota, HIPLA Lotim sendiri terdiri dari 40 orang. 15 di antaranya sudah mengantongi lisensi penyelam advanced, 5 orang lisensi rescue, dan 20 orang berlisensi open water. Satu hal yang masih diidamkan Idham saat ini adalah bisa memiliki peralatan sendiri. “Semoga bisa tercapai di tahun mendatang,” harapnya. (*/r5)