MATARAM-Pimpinan Pondok Pesantren Sosial (Ponpessos) Yayasan Attohiriyah Alfadhiliyah (Yatofa) Bodak, Lombok Tengah (Loteng), TGH Ahmad Fadli Fadil Thohir menyatakan diri keluar dari Partai Golkar. Ia lantas mengikrarkan diri bergabung dengan Partai NasDem. Pernyataan sikap politik itu disampaikan saat Bakal Calon Presiden dari Partai NasDem Anis Rasyid Baswedan bersilaturahmi ke ponpessos yang diasuhnya. “Saya dan yayasan saya. Yatofa adalah saya, saya adalah Yatofa,” klaimnya, kemarin (30/1).
Ditanya alasan keluar dari partai Golkar, TGH Fadli bercerita tentang kebaikan yang diberikan. NasDem dan Ketua Umum Surya Paloh. Ia menyebut kebaikan itu dirasakan oleh dirinya, keluarga, dan jamaah Yatofa. “Maka barang siapa yang pernah berbuat baik pada kalian, berikanlah reward dan ucapan terima kasih,” ujarnya.
Perbuatan baik yang dimaksud TGH Fadli yakni diusungnya Anis Baswedan sebagai bakal calon presiden. Keputusan NasDem itu telah membuat keluarga besar Ponpessos Yatofa berbahagia. “Apa yang dilakukan NasDem di tengah arus (politik) yang begini beratnya, tapi dengan prakarsa Pak Surya Paloh, berani melawan arus, mewujudkan impian hati saya (Anies jadi calon presiden), jangankan keluar dari Golkar, dari apa pun saya siap, sebagai bentuk ucapan terima kasih saya pada Surya Paloh dan NasDem,” serunya.
Dikatakan, dukungan politik pada NasDem diberikan tanpa syarat. “Tanpa mendapatkan sepeser pun,” tekannya.
Oleh karenanya sebagai wujud terima kasih, maka pihaknya merasa tidak berkeberatan untuk mendukung perjuangan partai tersebut. “Dan karena saya diminta (bergabung NasDem), saya siap laksanakan kalau itu yang diminta, mudah bagi saya. Sekali berkomitmen saya pindah partai, pantang saya mundur,” tegasnya.
Selanjutnya di hadapan ribuan jamaah yang hadir, TGH Fadli kembali menyatakan sikap politiknya. “Saya Ahmad Fadli Fadil Thohir, saya menyatakan keluar dari Golkar,” serunya.
Dikatakan bila dirinya tidak memiliki ambisi politik pribadi di balik bergabung dengan NasDem. Bahkan ia mengklaim telah melarang anak dan cucunya menjadi anggota DPRD provinsi dan mencalonkan diri sebagai bupati.
Keluar dari Golkar juga bukan karena dilandasi kekecewaan. Sekalipun hal itu mungkin saja pernah terjadi selama dirinya menjadi kader partai berlambang pohon beringin. “Saya tidak mengatakan kecewa, sekitar 40 tahun saya bersama Golkar maka ibarat suami istri, tentu tidak elok bila yang terlihat selama itu hanya hal yang jelek saja,” kilahnya.
Lalu bagaimana dengan adik-adiknya, seperti mantan Bupati Lombok Tengah HM Suhaili FT dan Anggota DPRD NTB dari fraksi Golkar Ahmad Puaddi FT?
“Yang hijrah (saya) Haji Fadli. Adalah adik-adik saya, Fuad belum hijrah (masih di Golkar), Haji Suhaili belum hijrah, nggak tahu besok lusa. Tapi saya Haji Fadli, Yatofa ini saya komandonya, kalau mereka (Suhaili dan Puaddi) terserah (ikut atau tidak), saya tidak ada masalah,” tukasnya.
Dituturkannya, bila beberapa waktu lalu, sempat melimpahkan segala keputusan politik yang berdampak pada arah dukungan keluarga besar Yatofa pada adik-adiknya. Namun kini, ia telah mengambil lagi kewenangan itu untuk keputusan politik Yatofa sepenuhnya ada padanya.
“Selama Haji Suhaili jadi Ketua DPRD provinsi, jadi bupati, saya melimpahkan kewenangan (mengambil keputusan politik untuk keluarga besar Yatofa), dan saya take over kembali pada saat Pilkada kabupaten kemarin, tanpa mempertimbangkan mereka harus ikut kakaknya (saya, Red) terserah,” ujarnya.
Puaddi: Saya Mencintai Golkar!
Terpisah, Anggota DPRD NTB H Ahmad Puaddi yang juga adik dari TGH Padli menegaskan tetap loyal bersama Golkar. Sikap politik kakaknya tidak memengaruhi sikap politik dirinya. “Jadi sampai saat ini saya tetap kader Golkar. Saya loyal dan istiqamah pada partai Golkar,” tegasnya.
Ia tidak punya alasan untuk hengkang dari Golkar. Mengingat selama ini partai dengan lambang pohon beringin itu telah menjadi alat ikhtiar politiknya sejak awal memperjuangkan aspirasi masyarakat. “Dan Golkar telah memberikan ruang yang sangat luas bagi saya, begitu juga bagi haji Suhaili, ataupun Haji Humaidi,” ujarnya.
Dikatakan ruang politik yang sangat luas diberikan Golkar itu merupakan kebaikan yang harus di balas dengan loyalitas dan ketaatan pada partai. Bahkan hingga kini partai memberikannya tugas untuk menjadi anggota DPRD NTB. “Saya nyaman dan sreg dengan partai Golkar, saya mencintai partai ini,” tegas Ketua Komisi 4 DPRD NTB ini.
Suhaili: Kita Istiqamah di Golkar
Senada disampaikan mantan Bupati Lombok Tengah HM Suhaili FT yang juga adik kandung TGH Fadli. Dia tegas menyatakan tetap bersama partai Golkar. “Ya kalau kita kan tetap istiqamah lah,” katanya.
Sedari awal, Suhaili tak tertarik pindah partai. Hal ini merupakan bentuk loyalitas dan kesetiaannya pada partai yang telah membesarkannya di panggung politik. “Konsisten (tetap di Golkar),” tegasnya.
Pernyataan TGH Fadli yang tak mempersoalkannya ikut atau tidak bergabung ke NasDem, juga menjadi sikap dan pandangan politiknya terkait perbedaan pandangan politik yang kini muncul di internal keluarga Yatofa. Oleh karena itu, deklarasi saudaranya keluar dari Golkar menjadi sikap politiknya secara pribadi. Bukan sikap politik keluarga yang dapat diklaim bahwa Bodak sepenuhnya telah bergabung bersama NasDem. “Oh ya seperti yang disampaikan beliau (sikap politik menjadi sikap pribadi bukan sikap seluruh keluarga),” pendeknya.
Anies Ajak Jamaah Yatofa Membangun Bangsa
Sementara itu, Anies Baswedan menyampaikan terima kasih atas sambutan luar biasa jamaah Ponpessos Yatofa. “Tadi seperti yang dikatakan Abah (Fadli, Red), disambut dengar rasa cinta, saya datang ke sini juga dengan rasa cinta,” ujarnya.
Anies mengatakan rasa cinta TGH Fadli padanya tidak bertepuk sebelah tangan. Tapi mantan gubernur DKI Jakarta itu mengatakan memiliki rasa yang sama pada pimpinan Yatofa dan jamaahnya. “Cinta Abah tidak bertepuk sebelah tangan, tapi bertepuk tangan,” kata Anies di hadapan TGH Fadli dan jamaah Yatofa.
Selanjutnya, Anies mengajak jamaah Yatofa bersama-sama berikhtiar membangun bangsa dan negeri menjadi lebih baik. Sebab dalam kebuntuan jalan yang sering kali ditemui, dikatakan akan ada jalan bagi siapa saja yang tak pernah berputus asa. “Jadi mari kita berikhtiar bersama-sama demi perubahan dan kemajuan, insya Allah kita akan perjuangkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya. (zad/r2)