MATARAM-Proses pembelajaran tatap muka sudah mulai dilaksanakan di semua sekolah Kota Mataram sejak pertengahan Agustus lalu. Sejauh ini, pembelajaran tatap muka berjalan lancar tanpa kendala. Misalnya di SMAN 10 Mataram.
“Sejauh ini sekolah berjalan aman dan tidak ada keluhan dari siswa atau guru,” ujar Joharah pihak SMAN 10 Mataram kepada Lombok Post.
Ia menjelaskan, proses pembelajaran dibagi dua sesi. Sesi pertama dilaksanakan dari pukul 07.15 Wita sampai pukul 10.30 Wita. Kemudian sesi kedua masuk pukul 10.15 Wita sampai pukul 12.00 Wita.
Sama seperti sekolah lain, pembagian dua shift ini dilakukan untuk membatasi jumlah siswa yang belajar di kelas. “Alhamdulillah pembelajaran lancar. Cuma untuk kegiatan ekstrakurikuler belum bisa kami laksanakan,” lanjutnya.
Nurhadini, pelajar kelas XI IPA mengaku senang belajar tatap muka sekolah akhirnya hampir berjalan normal. Ia senang karena merasa lebih mengerti pelajaran dibanding menggunakan sistem daring atau online. “Karena kalau belajar online hanya diberikan soal saja tanpa penjelasan materi,” akunya.
Namun saat pembelajaran tatap muka, suasana belajar lebih interaktif. Ia juga bisa bertemu dengan teman-temannya.
“Kami berharap semoga bisa masuk full seperti biasa. Nggak lagi per sesi dan pembelajaran bisa normal,” sambungnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB H Aidy Furqon menjelaskan pembelajaran tatap muka di semua SMA dan SMK se-Kota Mataram sudah dimulai sejak 16 Agustus lalu. Seiring dengan status Mataram yang turun menjadi level 3 dari level 4. Ditambah kasus positif Covid-19 juga cenderung menurun.
Semua kepala sekolah dikatakannya diminta melakukan pembelajaran dengan sistem shift. “Apabila ada yang terpapar entah guru atau siswa, maka akan dilakukan testing tracing dan treathment. Sekolah kemudian dilburkan tiga hari dan kembali normal. Tidak ada penutupan sekolah lain atau semua sekolah,” jelasnya.
Kondisi ini pernah terjadi di sekolah yang ada Lombok Timur, bukan di Mataram. Sekolah tersebut hanya diliburkan tiga hari. “Itu pun hanya di sekolah itu. Sementara di zona lain masih tetap masuk,” jelasnya.
Setiap sekolah juga sudah dibentuk Satgas Covid-19. Satgas sekolah diminta berkoordinasi dengan puskesmas. Jika terjadi kasus positif Korona di lingkungan sekolah, penanganannya bisa lebih cepat dan terukur. Selain itu, diterapkan juga pola Puskesmas mendatangi dan memantau sekolah beberapa hari dalam sepekan. (ton/r3)