MATARAM–WSBK 2023 di Sirkuit Mandalika akan berlangsung 3-5 Maret. SMAN 1 Mataram telah menyiapkan empat produk unggulan untuk dipamerkan saat digelarnya event kelas dunia tersebut. ”Kami sudah menyiapkan empat produk yang semuanya adalah hasil karya siswa-siswi, guru, dan pegawai kami,” terang Kun Andrasto, kepala SMAN 1 Mataram, Sabtu (4/2).
Sebelumnya Gubernur NTB H Zulkieflimansyah mengutarakan keinginannya agar anak-anak di NTB bisa lebih banyak berpartisipasi pada event internasional. Karenanya, SMAN 1 Mataram telah menyiapkan empat produk.
Terdiri dari minuman teh kombucha, yogurt, pupuk kompos organik, dan yang menjadi unggulan sekolah adalah cairan eco-enzyme.
Guru mata pelajaran Biologi sekaligus pembina ekskul ristek SMAN 1 Mataram Minaryo menjelaskan, eco-enzyme merupakan proses pengolahan limbah dapur berupa kulit buah-buahan. Difermentasi selama tiga bulan. ”Sejak Desember 2022 lalu, saya bersama seluruh siswa kelas X sudah memulai pengolahan cairan ini, untuk implementasi P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, Red) Kurikulum Merdeka,” terangnya.
Untuk mengerjakan olahan tersebut, dirinya membuat kelompok di masing-masing kelas. Setiap kelompok harus membuat cairan eco-enzyme sebanyak 10 liter. ”Kami sekarang sudah punya 60 liter cairan eco-enzyme dan siap untuk dikemas kedalam dua ukuran yaitu 500 mililiter dan satu liter,” jelas dia.
Cairan yang satu ini memiliki segudang manfaat. Bisa digunakan pembersih lantai, kloset, obat luka, memperlancar aliran darah, sabun cuci piring, buah-buahan, menghilangkan aroma busuk di got, dan masih banyak lagi. ”Bahkan ampas kulit buah hasil fermentasi, bisa digunakan sebagai pupuk, semuanya benar-benar multifungsi,” ujarnya.
Untuk produk teh kombucha, merupakan teh fermentasi yang dibuat menggunakan campuran jamur dan bakteri yang disebut Symbiotic Culture of Bacteria and Yeast (SCOBY).
Proses fermentasi dilakukan selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu. ”Semakin lama prosesnya maka akan semakin enak, nanti setelah teh kombucha ini jadi maka kami akan olah lagi menjadi minuman siap saji,” kata Minaryo.
Berikutnya ada yogurt. Proses fermentasinya tidak membutuhkan waktu lama. Cukup sehari saja. Rencananya, SMAN 1 Mataram akan membuat olahan ini sehari sebelum berlangsungnya event. ”Ini karena tidak membutuhkan bahan pengawet dan olahan ini sangat sehat bagi tubuh kita,” tandasnya.
Produk terakhir, kata Kun, adalah pupuk kompos organik. Selama ini, SMAN 1 Mataram telah menerapkan proses pilah sampah di sekolah, dengan memisahkan sampah organik dan anorganik. Rencananya, produk ini akan dijual dalam kemasan 5 kilogram. ”Kami telah memprosesnya sejak dua bulan lalu dan siap kita pamerkan nanti,” tegas dia.
Semua olahan yang dikerjakan oleh warga sekolah tentu memiliki manfaat pembelajaran. Untuk mata pelajaran kewirausahaan, siswa diminta membuat merek, kemasan, serta mendesaign logo. ”Mereka belajar membuat itu semua agar dapat menarik konsumen,” ujarnya.
”Di dalamnya juga ada penerapan ilmu yang mereka pelajari, sehingga dengan setiap prosesnya ada banyak hal yang mereka ketahui,” jelas Kun. (yun/r9/*)