Rabu, 22 Maret 2023
Rabu, 22 Maret 2023

Presidensi G20, Ajak Dunia Pulihkan Ekonomi Inklusif dan Berkelanjutan

JAKARTA–Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 menghadapi tantangan dengan  dengan adanya varian baru korona. Selain itu, pemulihan ekonomi global yang belum merata, menyebabkan kemiskinan dan tidak tercapainya target SDGs pada 2030. Untuk itu, diperlukan kolaborasi global melalui Forum G20 untuk menata kembali tata kelola Kesehatan Global, sebagai syarat utama pemulihan ekonomi.

“Presidensi G20 merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk menunjukkan kepemimpinan Indonesia dalam kancah global, guna menjawab berbagai tantangan internasional. Tentunya kepentingan nasional juga menjadi perhatian Pemerintah Indonesia, yaitu mewujudkan pemulihan ekonomi yang inklusif, berdaya-tahan, dan berkesinambungan,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam keynote remarks dalam 1st Sherpa Meeting G20 Indonesia, di Jakarta, Selasa (7/12).

Sebagai gambaran kondisi pemulihan kesehatan di Indonesia, sejalan dengan target WHO untuk vaksinasi Dosis ke-2 sebesar 40 persen dari jumlah penduduk. Maka Indonesia diperkirakan akan mencapai sekitar 113 juta jiwa yang sudah tervaksin atau sekitar 54,3 persen dari total sasaran pada akhir tahun 2021.  Presidensi G20 Indonesia Tahun 2022 mengusung 3 Topik Utama, yaitu Arsitektur Kesehatan Global; Transformasi Berbasis Digital dan Transisi Energi.

Baca Juga :  Airlangga Bertemu Giring, Golkar-PSI Jajaki Koalisi

“Ketiga topik utama tersebut akan menjadi guidance untuk menghasilkan rekomendasi kebijakan yang lebih pro-rakyat, lebih konkret, dan dapat diterapkan,” ujar Menko Airlangga.

Presidensi G20 Indonesia 2022 diharapkan akan berkontribusi dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional dan global, termasuk memperjuangkan negara-negara kecil dan berkembang. Indonesia ingin mengajak Negara Anggota G20, Negara Undangan dan Organisasi Internasional, untuk merumuskan aksi-aksi nyata bagi pemulihan ekonomi global.

“Kehadiran para Delegasi diharapkan juga mendatangkan manfaat untuk mendorong perekonomian Indonesia, baik secara langsung seperti menumbuhkan kembali sektor akomodasi, perhotelan, transportasi, UMKM, dan sektor-sektor terkait lainnya, maupun secara tidak langsung dengan meningkatnya kepercayaan para Investor kepada Indonesia,” jelas Menko Airlangga.

Pertemuan Pertama Tingkat Sherpa G20 (1st G20 Sherpa Meeting) ini merupakan pertemuan pertama dan pembuka dari seluruh rangkaian pertemuan Presidensi G20 Indonesia, dan diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 7 – 8 Desember 2021. Kemudian, dilanjutkan dengan Pertemuan Pertama Tingkat Deputi Keuangan dan Bank Sentral (Finance Track) di Bali pada tanggal 9-10 Desember 2021.

Baca Juga :  Percepat Pembangunan Rendah Karbon Melalui Investasi dan Kolaborasi Global

Pada pertemuan Sherpa Track maupun Finance Track, Indonesia akan menyampaikan agenda prioritas yang menjadi fokus dalam Presidensi G20 Indonesia. Selain itu, diharapkan para Anggota G20, Negara Undangan, dan Organisasi Internasional dapat membahas dan merumuskan inisiatif konkret, sehingga menghasilkan deliverables yang responsif terhadap tantangan global.

Sementara itu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menambahkan, Presidensi G20 Indonesia harus mampu menghasilkan solusi konkrit, khususnya dalam hal pemulihan ekonomi global. G20 harus bisa menghasilkan kemanfaatan untuk semua pihak, baik barat-timur maupun utara-selatan.

“G20 harus bisa down to earth dalam menghasilkan solusi mengatasi tantangan global. G20 juga harus menjadi pendorong untuk pemulihan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Sherpa G20 mempunyai peran utama dalam menghasilkan arahan jelas untuk mengubah tantangan menjadi kesempatan, dan menuntun para pemimpin kita di dalam dunia yang selalu berubah,” kata Menlu Retno.(r2)

 

Berita Terbaru

Paling Sering Dibaca

Enable Notifications OK No thanks