MATARAM-Masa kontrak Proyek Loang Baloq telah habis 5 Desember lalu. Proyek ini pun diperpanjang hingga akhir tahun dengan dikenakan denda pada kontraktor pelaksana. Sayangnya, belum selesai dikerjakan, proyek Loang Baloq diuji dengan gelombang besar yang terjadi kemarin (6/12). Menyebabkan proyek ini tergenang.
“Kami sebenarnya hanya lewat mau menyalurkan bantuan ke warga yang terdampak banjir. Cuma saya lihat tadi tergenang. Makanya kami turun cek,” ujar Ketua Komisi III DPRD Kota Mataram Abd Rachman kepada Lombok Post (6/12).
Rachman menyayangkan, proyek ini justru tergenang di saat belum selesai dikerjakan. Ini artinya proyek ini belum siap secara total menahan kondisi alam. Untuk itu, ia meminta agar khusus di area Loang Baloq, dibuat sumur resapan atau drainasenya diperbaiki.
“Karena direncanakan di area terbuka akan jadi lokasi pegelaran budaya. Apabila masih tergenang seperti itu, tidak elok dilihat. Kami minta pelaksana maksimalkan fasilitas yang ada agar pegelaran budaya di situ menarik dan jangan sampai tergenang,” pintanya.
Loang Baloq harus menjadi kebanggaan masyarakat Kota Mataram maupun luar kota yang datang ke sana. Karena proyek yang ada di Loang Baloq telah menelan anggaran puluhan miliar. Mulai dari proyek lapak kuliner di tahun 2020 hingga proyek revitalisasi di tahun ini.
“Memang faktor alam tidak bisa dipredikisi. Tapi ini perlu mendapatkan atensi lebih,” kata Rahman.
Anggota Komisi III lainnya Shinta Primasari mengatakan jika Loang Baloq jangan sampai dibiarkan tergenang seperti kolam. Karena proyek ini telah menelan anggaran besar sehingga harus dikerjakan dengan cermat. Mempertimbangkan berbagai aspek termasuk gelombang besar yang sudah sering terjadi di area tersebut.
“Jangan sampai seperti kolam ikan. Kalau memang sudah dibangun, harus diaktifkan sumur resapannya. Segera dimanfaatkan. Karena musim hujan dan badai La Nina sudah diperkirakan BMKG,” katanya.
Kontraktor pelaksana maupun Dinas Pariwisata Kota Mataram dimintanya harus sigap mengawal proyek ini. Jangan sampai proyek ini kembali molor meski sudah diperpanjang hingga akhir tahun.
“Pelaksana harus segera cari solusi. Pemerintah Kota juga harus segera ikut campur. Jangan sampai setelah jadi nanti, masih juga tetap tergenang,” ucap Shinta mengingatkan.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi mengaku genangan yang ada di proyek Loang Baloq akibat besarnya gelombang air laut. Sementara bibir pantai sudah lebih rendah dari ombak. Padahal sudah dibangun talut di area proyek dengan ketinggian sekitar tiga meter.
“Karena pasir yang ada di pantai depan talut itu lebih bawah. Itu tidak masuk item pekerjaan karena yang di depan tanah orang (milik pribadi). Tapi saya sudah komunikasi dengan Dinas PUPR untuk urukan sedimentasi di saluran ditaruh di genangan,” kata Denny.
Di area proyek sebenarnya ssudah dibuatkan sumur resapan 15 unit.
“Namun masih belum jadi sampitnya. Sehingga itu yang menyebabkan belum bisa dipompa dari sumur resapan makanya penuh. Sekarang sudah dipompa dan genangan mulai hilang,” terang Denny.
Kondisi banjir rob sebenarnya sudah diantisipasi. Namun gelombang yang datang kemarin di luar prediksi dan jauh lebih besar dari sebelumnya. Ditambah hujan mengguyur wilayah Kota Mataram dan sekitarnya cukup lama. “Hujan besar dan lama, sementara gelombang air laut juga tinggi,” cetusnya. (ton/r3)