TALIWANG-Bendungan Bintang Bano di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) akan menjadi contoh untuk pembangunan bendungan lain di Indonesia. Dimana, Bintang Bano mampu mempertahankan lingkungan. “Air bendungan bintang bano paling jernih, beda dengan bendungan lain, biasanya airnya keruh,’’ kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
Basuki menjelaskan, Bintang Bano memiliki perbedaan dengan bendungan lain yang sudah diresmikan pemerintah. Selain dibangun dengan megah, kawasan hutan sekitar bendungan ini masih sangat asri. “Bendungan ini beda, karena hutannya masih utuh,’’ tandasnya.
Hutan yang masih terjaga di sekitar bendungan diharapkan tetap dipertahankan. Ia meminta Pemda KSB dan Pemprov NTB bisa bertanggung jawab penuh untuk kelangsungan kawasan hutan tersebut.
”KSB ini setelah diberikan bendungan bintang bano, sekarang dapat lagi Bendungan Tiu Suntuk, dengan anggaran lebih besar lagi. Ini adalah bagian dari program ketahanan pangan, dimana lahan, bibit, pupuk, petani, dan air itu menjadi satu kesatuan utuh,’’ katanya.
Setelah NTB, pemerintah pusat juga tengah fokus membangun bendungan di Provinsi NTT. “Sekarang fokus kita ke NTT,’’ tambahnya.
Bupati Sumbawa Barat HW Musyafirin mengaku sebelum kembali ke Jakarta, Presiden Jokowi menyampaikan beberapa pesan penting kepada semua masyarakat KSB. “Ada pesan untuk warga KSB, bagaimana keindahan dan keharmonisan yang ada di sini tetap dijaga,’’ katanya.
Bupati mengaku, sebelum diambil alih pemerintah pusat, bendungan ini dibangun menggunakan dana APBD KSB. Saat itu, dana yang dikeluarkan pemerintah mencapai Rp 122 miliar melalui sistem multiyear pada 2008.
Bendungan ini nyaris menjadi bangunan mangkrak. Pada 2008 sampai 2012 Pemda KSB nyaris kehabisan anggaran. Berbagai upaya dilakukan saat itu, termasuk meminta bantuan pusat tapi mental. “Baru setelah Presiden Jokowi terpilih, kelanjutan pembangunan bendungan ini akhirnya diambil alih oleh pemerintah pusat,’’ ungkapnya. (far/r1)