Jumat, 9 Juni 2023
Jumat, 9 Juni 2023

Kerumunan Acara Gubernur Cup, Sikap Satgas Covid-19 NTB Dipertanyakan

MATARAM-Postingan melalui akun medsos resmi Gubernur NTB Dr H Zulkieflimansyah tentang kegiatannya hadiri di final sepak bola mendapat tanggapan ramai dan beragam.

Sekadar diketahui acara final sepak bola itu dilaksanakan di Lapangan Semangka, kecamatan Sape, Kabupaten Bima, Sabtu (19/2).

Ada yang memuji kegiatan itu karena sukses menghadirkan kegembiraan bagi rakyat.

Tetapi ada pula yang mempertanyakan konsistensi Gubernur antara kampanye Protokol Kesehatan (Prokes) Pandemi Covid-19 yang meminta masyakat membatasi kegiatan.

tapi saat dirinya, hadir di acara kegiatan itu, malah melepas masker dan berjabatan tangan langsung dengan banyak orang.

Anggota Komisi V DPRD NTB Lalu Wirajaya, mempertanyakan hasil pengamatan satgas atas kegiatan itu.

“Kita ingin tahu dulu, seperti apa tanggapan Satgas Covid-19,” kata politisi Gerindra itu, hati-hati, kemarin (21/2).

Wirajaya terlihat hati-hati memberikan komentar. Menyusul tingginya kontroversi yang muncul atas postingan Gubernur NTB.

“Tetapi saya pikir, Satgas harus bekerja tanpa pandang bulu, menindak setiap pelanggaran seperti arahan pemerintah pusat,” ujarnya.

Satgas dipersilakan bekerja, menjawab keresahan publik atas kontroversi postingan Gubernur. Bagaimanapun, hal itu harus diklirkan untuk mengembalikan kepercayaan masyakat terhadap pemerintah.

“Ya kita tunggu hasil penelusuran satgas,” ujarnya.

Wakil Ketua DPRD NTB yang juga ketua PSSI NTB H Mori Hanafi sebagai pihak penyelenggara menilai persoalan itu sudah klir.

Penonton yang datang disyaratkan, divaksin terlebih dahulu. Sebelum ikut menyaksikan pertandingan final sepak bola itu.

“Sudah diklirkan, Pak Gubernur justru mendorong vaksinasi pada saat pertandingan bola tersebut,” jelasnya.

Vaksinasi melalui acara nonton bola diklaim sebagai cara yang jitu sekaligus cerdas meningkatkan cakupan vaksinasi di NTB.

Sehingga pemerintah terbantu oleh kegiatan nonton bersama itu, dalam rangka meningkatkan herd imunity warga NTB, khususnya di Kabupaten Bima.

Baca Juga :  VIDEO : Cegah Korona, NTB Liburkan Sekolah dan Tutup Kawasan Wisata Tiga Gili

Politisi PKS NTB Sambirang Ahmadi juga menyampaikan pembelaan serupa atas kontroversi Prokes Gubernur.

“Saya kira tidak masalah, sepanjang kerumunan tersebut, sudah vaksin sesuai standar minimal dan sebagian besar juga bermasker,” kata Anggota DPRD NTB dari Sumbawa ini.

Apakah itu artinya setiap masyakat yang telah divaksin boleh membuat acara besar-besaran dan kumpul-kumpul seperti pertandingan sepak bola yang dihadiri Gubernur itu?

Sambirang tidak menjawab detail. Ketua Komisi 3 DPRD NTB itu lantas mengatakan pentingnya tetap patuh Prokes untuk menghindari Covid.

“Kalau menurut saya, jika masyarakat sudah vaksin dan tetap patuh protokol, maka Covid bukan lagi masalah,” ujarnya.

Dia lantas mendorong, agar masyakat mulai ‘berdamai’ dengan Covid-19.

“Meski tetap dalam bingkai kewaspadaan,” ulasnya.

 

Gubernur Kelola Kontroversi?

Sementara itu,pengamat politik UIN Mataram, Ihsan Hamid melihat kontroversi yang dibangun Gubernur memiliki tujuan tertentu. Muaranya adalah mendongkrak elektabilitas untuk Pemilu mendatang.

“Yang pertama saya membaca, Gubernur memang sedang berupaya ingin terus menanamkan persepsi di tengah publik bahwa dia adalah tokoh besar,” kata Pengamat Politik Ihsan Hamid.

Harus diingat, 2022 ini merupakan tahun politik bagi pasangan Dr H Zulkieflimansyah-Dr Hj Sitti Rohmi Djalillah (Zul-Rohmi). Sebab pada akhir tahun 2023 mereka akan selesai masa jabatannya.

Sementara, Pemilihan Gubernur baru akan dilaksanakan pada 2024. Sehingga untuk membuat memori yang kuat dan panjang, Dr Zul perlu mengelola setiap momentum untuk membuat ketokohannya semakin kuat.

Kedua, lanjut kandidat doktor di UIN Syarif Hidayatullah itu, upaya Dr Zul, membangun ‘public darling’ itu mengonfirmasi ketiadaan massa riilnya.

Baca Juga :  Terapkan ESG, Kredit Berkelanjutan BRI Tembus Rp 657,1 Triliun

“Harus diingat, Dr Zul ini tidak punya basis massa, beda dengan TGB atau Suhaili yang memang memiliki basis massa yang riil,” ulasnya.

Ketiga, dampak dari upaya Dr Zul mengelola basis massa melalui media sosial rentan berakibat postingan atau kontennya memicu kontroversi.

“Seperti apa yang dilakukannya saat ini, bagi saya pribadi itu kurang etis,” lanjutnya.

Hal ini karena persepsi yang muncul di publik berbeda dengan kampanye Pemprov soal bahaya Pandemi Covid-19.

“Di saat Omicron sedang tinggi, seharusnya Gubernur tidak memosting yang berbau kontroversi, sehingga publik akhirnya tidak berspekulasi luar,” ulasnya.

Pada akhirnya publik yang tidak percaya wabah Korona akan semakin menganggap kampanye Pandemi hanya bualan saja.

“Kerumunan massa itu memang tidak mudah diatasi, apalagi masyakat saat ini butuh hiburan karena selama Pandemi kegiatan dibatasi, tetapi Gubernur seharusnya memosting hal yang tidak berbau kontroversi,” ujarnya.

Kalaupun dalihnya, para penonton sepak bola itu juga akan divaksin, maka seharusnya yang diposting adalah kegiatan vaksinasinya.

“Atau paling tidak menonjolkan bahwa kegiatan itu patuh pada protokol kesehatan,” sarannya.

Atau jangan-jangan Dr Zul sengaja mengelola kontroversi dengan tujuan politis, salah satunya agar terus dibicarakan publik?

“Saya belum dapat menyimpulkan ke arah itu, karena perlu melihat lebih banyak bukti untuk menyimpulkan pola,” ujar pengajar ilmu politik di UIN Mataram itu.

Tetapi yang jelas, postingan kontroversi ala Dr Zul faktanya terus memancing perbincangan di tengah publik.

“Seperti misalnya kontes ayam adu, walaupun akhirnya dibatalkan,” katanya. (zad/r2)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Berita Terbaru

Paling Sering Dibaca

Subscribe for notification