MATARAM-Wakil Gubernur NTB Rohmi Sitti Djalilah mencecar Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) untuk menuntaskan persoalan sampah di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika serta wilayah penyangganya.
”Masalah sampah harus segera selesai,” tegas Rohmi saat rapat terkait DPSP Mandalika di Pendopo Wagub, Senin (18/7) sore.
Rohmi kemudian menyinggung keberadaan fasilitas penanganan sampah di empat titik. Seperti di TPA Regional Kebon Kongok, Lombok Barat; pengolahan sampah dengan metode black soldier fly (BSF) atau lalat hitam di Lingsar, Lombok Barat; TPA Pengengat di Lombok Tengah; dan pengolahan limbah B3 di Lemer, Lombok Barat.
Katanya, seluruh fasilitas tersebut harus diselesaikan. Terutama untuk TPAR Kebon Kongok dan TPA Pengengat. ”(TPA) Pengengat harus segera, jangan setengah-setengah,” ujar Rohmi.
Begitu juga dengan tempat pengolahan sampah reduce reuse recyle (TPS3R), yang kata Rohmi, harus benar-benar berjalan. Jangan sampai mangkrak sehingga menghambat penanganan sampah.
Ketika penanganan sampah bisa ditangani dengan baik. Mandalika yang merupakan destinasi super prioritas, bisa menjadi tujuan utama pariwisata di NTB. ”Harus bisa jadi wisata edukasi. Goalnya itu masalah sampah selesai. Dan harus selesai di 2023,” tegas Rohmi.
Usai rapat, Kepala Dinas LHK Julmansyah mengakui ada beberapa penekanan dari Wagub terkait penanganan sampah di Kawasan Mandalika. ”Terutama soal fasilitas penunjang penanganan sampah,” kata Jul.
Jul mengklaim untuk persoalan sampah, Provinsi NTB sudah lebih maju. Sebab telah memiliki dua program, yakni NTB Bersih dan NTB Hijau. Dua program yang selaras dengan isu nasional, seperti circulant economy dan green economy.
”Jadi dua program itu relevan dengan isu nasional,” klaimnya.
Terkait dengan fasilitas penangan sampah untuk mendukung Kawasan Mandalika, Jul menyebut akan dilakukan peningkatan penataan TPAR Kebon Kongok. Sehingga bisa menjadi salah satu destinasi wisata.
Penataan akan menyasar landfill yang sudah eksis saat ini. Dalam rencana Dinas LHK, landfill tersebut akan dipermak. Diubah dengan menambah banyak tanaman, untuk memberikan kesan asri dan hijau. ”Itu kami fokus ke sana,” sebut Jul.
Kemudian, penataan lain akan menyasar BSF di Lingsar dengan melakukan revitalisasi. Di sana, kata Jul, nantinya menjadi center of learning untuk budidaya maggot. ”Pusat belajarnya nanti bisa di sana,” ujarnya.
Begitu juga untuk pengolahan limbah di Lemer dan TPA Pengengat. Jul yang disinggung soal kondisi TPA Pengengat, enggan untuk memberi komentarnya. Namun, ia memastikan TPA tersebut akan dibenahi.
”Akan kami benahi. Sudah kami siapkan kegiatan dan anggarannya untuk mendukung TPA Pengengat sebagai yang terdekat dengan Mandalika,” tandas Jul. (dit/r5)