MATARAM-Kondisi perairan di Gili Trawangan di penuhi sampah. Hal ini menjadikan Gili Trawangan viral di dunia maya.
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Pengendalian Pencemaran, Dinas LHK NTB Firmansyah mengatakan, mengatasi sampah di Gili Tramena (Trawangan, Meno dan Air) harus dari sumbernya. Serta melibatkan masyarakat lebih optimal.

“Hari ini (kemarin) kami sudah berjumpa dengan Forum Masyarakat Pemerhati Lingkungan (FMPL). Kita dorong mereka agar bisa menjadi salah satu pengelola di empat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Gili Trawangan,” katanya di kantor gubernur NTB, Kamis (23/2).
Ia menuturkan, kapasitas sampah yang bisa dikelola di sana sekitar 10 ton per hari. Bila ini bisa berjalan dan berkolaborasi dengan Dinas LHK KLU, diyakini masalah sampah di daratan dan lautan bisa berkurang.
“Melihat data dari Waste Force Change potensi sampah bisa 17-18 ton per hari, semakin banyak terutama waktu high season. Dan 60 persen didominasi sampah organik,” tambahnya.
Selain itu, pekan depan, pihaknya akan bertemu dengan Dinas LHK KLU guna menindaklanjuti dan memfasilitasi agar FPL bisa mengelola fasilitas TPST di Gili Trawangan. “Melihat sampah organik yang mendominasi, kita akan fasilitasi agar selesai masalah organik ini melalui pengelolaan metode Takakura (mengandalkan fermentasi untuk mengurai sampah agar tak berbau),” kata Firmansyah.
Saat ini, pihaknya menyiapkan infrastruktur yang akan melakukan pembinaan secara intens sampai bisa mengelola sampah organik. “Harapannya dengan asumsi 60 persen sampah organik atau 7,2 ton bisa tertangani setiap hari,” ucapnya.
Upaya lain yang akan dilakukan, sambung Firmansyah, memfasilitasi FMPL untuk pengusulan ekskavator mini untuk pembenahan TPST di Gili Trawangan. “Jika ini ada, ditambah armada yang saat ini sudah dimiliki, lima kuda dan delapan roda tiga, mereka tidak kesulitan untuk pengangkutan sampahnya,” tandasnya.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) NTB Jamaluddin Malady menambahkan, tanggung jawab kebersihan, keindahan daerah wisata disana ada di Pemda KLU. Termasuk pelaku industri dan asosiasi terkait. “Harus kolaborasi semua untuk atasi ini, berperan aktif dan terdepan memberikan contoh,” singkatnya. (ewi/r5)