MATARAM-Kasus covid di Provinsi NTB kian terkendali. Terlihat pada indikator penambahan kasus, positivity rate, tracing testing, hingga keterisian rumah sakit. ”Ada penurunan setelah meledaknya kasus Omicron di Februari,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) NTB dr Lalu Hamzi Fikri.
Fikri menerangkan, angka positivity rate di Provinsi NTB untuk satu pekan terakhir berada pada posisi 1,25 persen. Masih di bawah ambang batas lima persen yang ditetapkan WHO maupun Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Begitu juga untuk tracing dan testing. Rasio kontak eratnya mencapai 1 berbanding 32. Artinya dari satu kasus positif, petugas kesehatan berhasil melacak kontak erat hingga kepada 32 orang.
”Untuk kematian juga begitu. Di tiga bulan terakhir, itu jauh mengalami penurunan. Di rumah sakit juga hampir tidak ada pasien covid,” ujarnya.
Dengan konsistensi pengendalian covid, kata Fikri, sangat mendukung kegiatan skala nasional dan internasional di NTB. Ini dibuktikan dari gelaran event olahraga hingga konser musik yang sudah terjadwal hingga akhir tahun ini.
Selain itu, tren covid di NTB juga membuka peluang untuk mengubah status dari pandemi ke endemi. Ia mengatakan, Provinsi NTB sebenarnya sudah siap untuk menuju endemi. Meski begitu, kesiapan ini harus juga dibarengi dengan langkah pengendalian.
”Kalau sudah masuk masa transisi menuju endemi, vaksinasi jadi salah satu poin yang harus digenjot,” tandas Fikri.
Senada dengan Fikri, Asisten III Setda NTB dr Nurhandini Eka Dewi juga menyebut NTB sudah layak untuk berstatus endemi. Hanya saja, penetapan status tersebut tidak bisa dilakukan pemerintah daerah.
Eka menerangkan, status pandemi covid ditetapkan WHO dan diikuti negara-negara dunia. Perubahan menjadi endemi pun harus menunggu ketetapan dari WHO. ”Kalau WHO atau Indonesia belum menyatakan turun menjadi endemi, maka daerah tidak bisa menetapkan,” kata Eka.
Dengan perkembangan tren covid sekarang ini, dia menilai Indonesia belum memungkinkan berstatus endemi. Kata Eka, di beberapa daerah di Indonesia memang kasus covid cenderung melandai. Namun, tidak untuk provinsi di Pulau Jawa dan Bali. Yang angka covidnya masih cukup tinggi.
”Di Jakarta itu masih ketat juga. Kalau mau ke rumah sakit, itu harus swab,” ungkapnya.
Jika dibandingkan provinsi di Pulau Jawa dan Bali, NTB masih lebih baik dalam pengendalian covid. Namun, untuk bisa menjadi endemi, NTB harus menunggu melandainya kasus covid yang merebak di sejumlah provinsi padat di Pulau Jawa dan Bali. ”Kalau di sana masih tinggi, agak sulit untuk NTB jadi endemi,” tutur Eka.
Lebih lanjut, meski terkendali pemprov tetap mewaspadai penyebaran covid dari pelaku perjalanan. ”Yang patut diwaspadai pelaku perjalanan. Bukan hanya orang luar yang datang ke NTB, tapi juga masyarakat NTB yang pulang ke daerahnya,” kata Eka. (dit/r5)