Senin, 5 Juni 2023
Senin, 5 Juni 2023

November Rain, Hujan Prestasi : SAKIP “BB”, What Next?

Oleh : M.Ramadhani, staf Bappeda, anggota Pokja SAKIP Kota Mataram

When I Look into your eyes,

I Can see a love restrained…

 

‘ Cause Nothin lasts forever

And we both know hearts can change

And its hard to hold a candle

In the cold November Rain

 

(November Rain, Guns ‘N Roses)

Suasana rintik hujan siang itu di ujung Bulan November membuat suasana kantor agak membuat suasana mager…Apalagi kalau sambil menikmati liukan melodi Sang gitaris Slash,  yang mengiringi lengkingan suara sang vokalis, Axl Rose  dalam lagu November Rain yang dengan mudah membawa suasana hati jadi baper.

Sepertinya hujan di selama Bulan November membuat keberkahan bagi kota mataram dengan curahan “hujan” prestasi. Tiba tiba terdengar kabar baik. Hujan itu membawa kabar bahwa Kota Mataram mencapai Predikat BB untuk evaluasi Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah (SAKIP) dari Kemenpan-RB Republik Indonesia.

Sesuatu yang di nanti nanti sepanjang beberapa hari terakhir.  Capaian ini hadir secara bergantian dan berturut turut award  lain yang berdatangan sebelumnya bagi Kota Mataram. Setidaknya di Bulan November 2022 saja,  ada 3 awarding yang diterima oleh Walikota Mataram. Tentu prestasi mengharumkan  Kota Mataram dan sekaligus membanggakan warga kotanya.

***

Judul tulisan ini merupakan episode lanjutan dari tulisan SAKIP: Menanam Pohon Kinerja, Memetik Buah Akuntabilitas, yang dimuat di rubrik opini media ini (Lombok Post, 1/08/2022). Dimana pada saat itu, di tulis menjelang evaluasi implementasi SAKIP Kota Mataram akan di laksanakan.

Sedikit mengulang tulisan lalu, apa dan bagaimana SAKIP? SAKIP itu bukan sekedar menyusun dokumen, tetapi lebih merupakan membangun sistem. SAKIP merupakan integrasi dari sistem perencanaan, sistem penganggaran dan sistem pelaporan kinerja yang selaras dengan pelaksanaan sistem akuntabilitas keuangan. Dalam hal ini, setiap kewajiban mencatat dan melaporkan setiap penggunaan keuangan negara serta menyesuaikannya dengan ketentuan yang berlaku.

Sedangkan Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan (LKIP) atau dulu pernah dikenal dengan LAKIP, merupakan produk akhir SAKIP yang menggambarkan kinerja yang dicapai oleh suatu instansi pemerintah atas pelaksanaan program dan kegiatan yang dibiayai “uang rakyat” (Baca: APBN/APBD)

Dalam evaluasi SAKIP, mencakup 5 komponen, yaitu Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja, Evaluasi Internal dan Pencapaian Sasaran/Kinerja Organisasi.Para penyelenggara pemerintah sebagai pelayan publik “dituntun” bahkan setengah dipaksa agar bekerja tidak lagi didasari oleh  pemahaman:  Berapa besar dana yang telah dan akan dihabiskan?  Namun bergeser menjadi: Berapa besar kinerja yang dihasilkan dan kinerja tambahan yang diperlukan, agar tujuan yang ditetapkan dalam akhir periode dapat tercapai”?

Tentu saja,  capaian BB bukanlah predikat yg tertinggi. BB adalah  nilai simbol akumulatif  dari nilai-nilai sesuai bobot dan  kriteria penilaian yang meliputi 5 (lima) aspek dari siklus SAKIP itu, di angka kumulatif >70-80.

Baca Juga :  Urgensi Literasi Bencana

Tetapi bagi seorang perencana,  capaian tersebut sudah memberikan isyarat bahwa peta jalan yang dilalui dalam proses dan siklus pembangunan sudah “on the right  track“. Logis,  transparan dan terukur. Adapun predikat di atas BB,  masih ada predikat yang lebih tinggi yaitu Predikat A dengan nilai (>80-90) dan Predikat AA dengan nilai (>90-100)

Dari pengalaman beberapa daerah, termasuk Kota Mataram,  dalam capaian predikat evaluasi SAKIP ini, kenaikan satu level predikat amatlah sulit, terutama dari B menjadi BB.  Dalam tahapan B menuju BB ada mekanisme  diskusi panel internal yang alot antar evaluator di internal  Kemenpan RB dan selanjutnya juga panel menghadirkan kepala daerah untuk mempresentasikan langsung profil kinerja pemerintah yang dipimpinnya.  Untuk memastikan komitmen sang top leader sekaligus mengukur sejauhmana “penghayatan” sang kepala daerah terhadap makna dan arti penting SAKIP ini secara umum dan menyeluruh.

 

Predikat BB berarti sudah dinilai siklus yang dimulai dari perencanaan, pengukuran, pengendalian dan pelaporan relatif sudah bisa diukur secara rasional dan bisa dipertanggungjawabkan.  Menjadi terang benderang: dimana posisi kita sekarang, dan  kita hendak kemana? Di ujung  tahun RPJMD nantinya,  kita bisa mengukur kembali capaian dan posisi akhir kita dimana, sebagai  posisi awal RPJMD selanjutnya. Apakah target kita diposisi: belum, sudah atau bahkan melebihi ekspektasi. Relatif mudah bagi  perencana, siapapun, termasuk Kepala Daerah terpilih selanjutnya ke depan. Sistem sudah berjalan, sehingga aspek  terpenting dalam isu pembangunan saat ini yaitu keberlanjutan (sustainability) dimana perubahan untuk perbaikan itu telah dijamin berjalan secara sistemik.

Mungkin ada yang bertanya, kenapa dan bagaimana ini bisa tercapai? Yang bisa di pastikan dan menjadi syarat mutlaknya adalah komitmen dari top leader: kepala daerah, sang Walikota. Dengan style kepemimpinannya yang lebih suka langsung menyelesaikan masalah di lapangan, sehingga kadang terkesan kurang berminat dengan pendekatan yang berlama lama di belakang meja dengan berbagai teori dan konsep, yang  menghabiskan waktu dengan diskusi. Namun, acapkali dalam berbagai kesempatan Sang Walikota selalu dan konsisten mendorong para pembantunya  bekerja menerjemahkan visi dan misinya dengan secara lebih terukur dan konkrit.

“Bagaimana kerja kita dapat dirasakan oleh warga kota,“ ungkapnya. Itu salah satu narasi yang berulang ulang kali di sampaikan. Dalam bahasa perencanaan, menekankan pemerintahan yang berorientasi kepada hasil (result oriented government).Tentu saja komitmen itu salah satunya berbanding lurus dengan dukungan penganggaran. Namun,  sesungguhnya tidak perlu anggaran yang berlebihan, tapi bagaimana mengelola sumber daya yang serba terbatas sesuai dengan kebutuhan dan skala prioritas.

Kedua, kekompakan dan kolaborasi antar perangkat daerah, kata kuncinya adanya kolaborasi antar SKPD yang tercermin dari Cross Cuting dalam program dan kegiatan prioritas yang terdeteksi dari pohon kinerja di level Kota Mataram.   Dan, Ketiga,  kualitas SDM yang relatif lebih baik dan merata. Hal ini dibuktikan dengan peran para para perencana SKPD baik itu pejabat fungsional perencana maupun non fungsional dan tingginya intensitas koordinasi yang bersama sama solid dan kompak dalam mengawal proses perbaikan SAKIP ini.

Baca Juga :  Program Beasiswa NTB, Inovasi dalam Meningkatkan SDM NTB

Jangan abaikan juga arti penting prosesnya, sehingga jangan sampai tidak terdokumentasikan dengan baik. Karena setiap dokumentasi itu akan menjadi tumpukan   “kertas kerja”  yang dapat menceritakan dan  menggambarkan ikhtiar yang telah dilakukan.   Soal hasil mungkin saja tidak sesuai harapan, tetapi dengan proses yang benar kita akan dengan mudah memberikan justifikasi dan pembenaran sehingga dapat dipercaya oleh  masyarakat, sekaligus kita dapat melacak dimana letak kekeliruannya.  Jadi, SAKIP ini adalah menggambarkan dan merekam proses yang telah kita lalui, pahami secara logis proses yang akan dilalui  dengan mengetahui kemana tujuan ingin dicapai dan tentu saja memahami dan mampu menjelaskan dengan baik cara untuk mencapai hasilnya.

 

SAKIP BB, What Next?

Lalu apa setelah capaian SAKIP BB ini? “Jawabannya : SAKIP A atau kalau bisa AA,” jawab salah seorang pejabat penting di Pemkot Mataram. Jawaban ini bermakna dan menegaskan bahwa Pemerintah Kota Mataram tetap bersyukur dengan capaian ini tetapi juga tidak lantas berpuas diri dan eforia secara berlebihan. Proses evaluasi SAKIP adalah  proses perbaikan yang berkelanjutan.

Dari proses yang telah dijalani, kalau mau  jujur diakui masih ada potongan-potongan proses yang agak kurang “smooth”. Masih ada tambal sulam di sana sini. Ada hal hal secara instan dibuat.  Nah, ke depan potongan cerita itu harus tersambung secara smooth sehingga ceritanya lebih mengalir dan enak di nikmati. Dan dari lubuk hati pasti mengiyakan dan bisa dirasakan sendiri.

Mengakhiri tahun 2022 dan menatap 2023, kita berharap Kota Mataram bisa bergerak makin lebih baik,  terus membangun dan menyalakan api  Harapan untuk  (Warga) Kota Mataram. Harapan untuk perubahan yg lebih  baik, perubahan yg diinginkan oleh segenap warga kota agar bisa hidup dan berkehidupan dgn  bahagia di tengah kota yg menjamin rasa aman dan nyaman warga kotanya. Amin..

Hujan November sudah berlalu. Lagu November Rain yang menginpirasi telah usai di putar ulang. Tapi  Bulan Desember diperkirakan hujan akan makin memuncak. Mengintip status medsos dari seorang sahabat: Hujan bikin kangen. “Apalagi hujan rintik rintik gini, kangennya jadi awet,“ eeaaa…

 

(Bappeda’s Side Rooftop Garden, 1 Desember 2022)

Penulis adalah staf Bappeda, salah satu anggota Pokja SAKIP Kota Mataram

Berita Terbaru

Paling Sering Dibaca

Subscribe for notification