Selasa, 28 Maret 2023
Selasa, 28 Maret 2023

Dikbud Ingatkan Sekolah Setor Data Valid Peserta US

MATARAM-Siswa kelas XII SMA sederajat di NTB akan mengikuti Ujian Sekolah (US) pertengahan Maret mendatang. Berdasarkan data pokok pendidikan (Dapodik), jumlah siswa kelas XII 33.123 orang. ”Ini data yang kami himpun dari 341 SMA negeri dan swasta se-NTB,” terang Sub Koordinator Kurikulum Bidang Pembinaan SMA Dinas Dikbud NTB Purni Susanto.

Saat dikonfirmasi Lombok Post, Selasa (7/2) dia menegaskan, puluhan ribu peserta US itu masih berupa Daftar Nominasi Sementara (DNS). Pemerintah tidak langsung menggunakan data itu sebagai Daftar Nominasi Tetap (DNT) peserta US. Karena terlebih dulu harus melalui proses verifikasi dan validasi data. ”Kami harus mengetahui kondisi riil jumlahnya, apakah sesuai di Dapodik dengan data yang dikirim sekolah,” kata dia.

Saat ini Dinas Dikbud NTB telah mengirim surat edaran resmi ke seluruh kepala SMA negeri dan swasta se-NTB. Edaran tersebut berisikan teknis dan cara perbaikan data siswa kelas XII yang akan menjadi peserta US. Data yang diverifikasi harus mengacu pada ijazah SD, SMP, Akta Kelahiran dan Kartu Keluarga.

Pihaknya juga telah menyiapkan tim khusus untuk merekap, jumlah siswa kelas XII yang menjadi peserta US. Tentu data yang di-input harus sudah terverifikasi dan tervalidasi.

Baca Juga :  Terus Berinovasi, Ini Rencana Kerja Dinas Dikbud NTB 2021

Perbaikan data ini penting, agar pemerintah mengetahui secara pasti berapa jumlah peserta US. Ketika semua data terkumpul, Dinas Dikbud NTB akan menyandingkan data. Yakni total siswa kelas XII yang tercantum di Dapodik dengan data riil dari sekolah. ”Kami sandingkan supaya tidak terjadi perbedaan data yang signifikan antara yang dimiliki Pusdatin Kemendikbudristek, kami dari dinas, dan tentunya dari sekolah,” tegas Purni.

Banyak hal yang akan berpengaruh, apabila data peserta US tidak sinkron. Pertama bisa mempengaruhi jumlah angka kelulusan. Berikutnya berpengaruh ke jumlah permintaan blanko ijazah ke Kemendikbudristek.

Di sisi lain, apabila Dapodik dan data riil dari sekolah tidak sinkron, ini juga menunjukkan bahwa kualitas pengelolaan data Dapodik SMA di NTB belum terstandar. Ketika sekolah mengirimkan data berbeda dari Dapodik ke Dinas Dikbud NTB, artinya data yang ada di Dapodik tersebut kurang valid. ”Ada peserta didik yang sudah berhenti namun datanya di Dapodik masih saja ada alias tidak segera dihapus. Ini menimbulkn tanda tanya kenapa sekolah tidak segra meng-update data data peserta didik mereka,” terang Purni.

Seperti temuan tahun sebelumnya, data tidak valid di dominasi oleh SMA swasta. Pihak sekolah menginput data siswa kelas XII lebih sedikit dibandingkan jumlah yang tercantum di Dapodik.

Baca Juga :  Dikbud NTB Tutup 12 Sekolah Karena Kasus Covid-19

Ia mencontohkan, total siswa kelas XII dari SMA A yang tertera di Dapodik sebanyak 32 siswa. Namun, data yang disodorkan oleh sekolah tersebut ke Dinas Dikbud NTB hanya 20 siswa saja. Tentu sisanya menjadi tanda tanya besar.

Karenanya, Dinas Dikbud NTB dengan tegas meminta kepada sekolah, verifikasi data paling lambat diterima pekan ketiga bulan ini. Apabila pada waktu yang telah ditentukan tidak disampaikan verifikasi, maka data di daftar nominasi sementara dianggap benar. ”Kalau memang itu saja yang disodorkan sekolah maka akan kami tetapkan sebagai Daftar Nominasi Tetap (DNT) sebagai dasar melaksanakan ujian sekolah, penerbitan nilai, pengumuman kelulusan, dan dasar penserian ijazah,” tandasnya.

Sub Koordinator Kurikulum Pengembangan Bahasa dan Sastra Bidang Pembinaan SMK Dinas Dikbud NTB Muazam mengungkapkan terus meminta data riil seluruh SMK. Tercatat 99 SMK negeri dan 258 SMK swasta se-NTB. ”Berdasarkan Dapodik, jumlah siswa kelas XII seluruh SMK itu ada 25.757 orang dan sekolah yang baru mengumpulkan datanya ada 290 sekolah jadi kami terus imbau mereka untuk mengirim segera data riil kelas XII-nya,” tegas Muazam. (yun/r9)

 

 

Berita Terbaru

Paling Sering Dibaca

Enable Notifications OK No thanks