MATARAM–Madrasah saat ini semakin banyak digandrungi masyarakat. Sekretaris Ikatan Guru Madrasah (IGMA) NTB Maesarah memandang, lembaga pendidikan ini pernah berada di fase sebagai the second school. ”Maksudnya menjadi pelabuhan alternatif setelah para calon peserta didik tidak lulus sekolah negeri yang diimpikannya,” terangnya, pada Lombok Post, Selasa (7/2).
Namun, asumsi itu sekarang mulai berubah secara signifikan. Realita akhir-akhir ini menunjukkan sesuatu yang berbeda. Kisah sukses madrasah yang mampu mendulang banyak calon siswa, selalu menjadi buah bibir di masyarakat, terutama pada saat tahun ajaran baru.
Menurutnya, fenomena ini salah satunya dilatarbelakangi fakta masyarakat ingin memberikan bekal agama yang memadai untuk anaknya. ”Pengetahuan dan praktik agama yang baik dianggap mampu menjawab tantangan,” jelas tenaga pengajar MAN 1 Lombok Barat ini.
Hal lain yang menjadikan madrasah semakin memiliki daya tarik adalah hampir seluruh pengetahuan umum turut diajarkan. Di lain pihak, tidak seluruh cabang ilmu keislaman diajarkan di sekolah umum. ”Ini semacam menjadi added value atau adanya nilai tambah madrasah dari sekolah umum, dan semakin menyemangati dan mendorong para orang tua berbondong-bondong menitipkan anak-anak mereka,” tegas dia.
Kementerian Agama (Kemenag) RI juga telah mengembangkan madrasah model dan percontohan. Inilah yang selama ini dikenal sebagai gudang prestasi, serta diakui keberadaannya oleh masyarakat.
Revitalisasi madrasah oleh Kemenag bisa dilihat dari hadirnya Madrasah Aliyah Negeri Program Khusus Keagamaan (MAN PK). Sebuah lembaga yang diharapkan mampu melahirkan para pemikir, akademisi, sekaligus praktisi di bidang keagamaan islam.
Kemudian, Kemenag RI juga tidak ingin madrasah tertinggal dari sekolah umum. Maka model lain yang dikembangkan adalah MAN Cendekia, sebuah model MAN dengan penguatan aspek ilmu pengetahuan dan teknologi. Tentunya dilengkapi dengan fasilitas, perlengkapan dan bahan pengajaran yang terbaru. Serta manajemen dan staf pengajar yang lebih terlatih.
Ditambah lagi, transformasi digital juga hadir di madrasah. Hal ini menjadi keniscayaan di era serba maya di mana seluruh lini kehidupan ditopang oleh teknologi informasi. ”Gus menteri (menag, Red) menekankan dalam beberapa kesempatan bahwa transformasi digital menjadi sebuah keharusan atau yang tidak ada tawar menawar,” terang Maesarah.
Semua perkembangan tersebut menjadikan madrasah semakin menjadi pilihan. Juga menarik minat masyarakat, untuk melanjutkan pendidikan buah hatinya. Terhadap segala keunikan yang dimilikinya, proses pendidikan berkualitas yang ditawarkan oleh madrasah diharapkan mampu menjadi bekal peserta didik. Tidak hanya dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks sekaligus dapat berkompetisi dalam dunia kerja. ”Dengan segala perubahan yang ada, madrasah telah menjelma menjadi medan magnet yang begitu kuat menarik masyarakat, untuk senantiasa menjadikannya harapan, sekaligus masa depan agama,” pungkasnya. (yun/r9)