MATARAM-Program Studi Hubungan Internasional (HI) Universitas Mataram (Unram) menggelar seminar nasional di Mataram. Seminar ini bertajuk Kolaborasi Pemangku Kepentingan dalam Mengakselerasi Transformasi Digital Berkelanjutan Demi Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Tengah Ancaman Resesi Ekonomi Global Tahun 2023.
Beberapa pihak yang relevan dengan tema dan menjadi narasumber seperti Tri Purnajaya, pejabat Kemenlu RI. Juga Nursuci Kartini, pejabat Telkom, akademisi Prayitno Basuki, dan Pertiwi Triwidiahening dari UN Women. ”Seminar seperti ini rutin kami adakan tiap tahunnya. Sudah menjadi program kerja prodi HI yang dijalankan oleh HMHI (Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional, Red) yang relevan dengan isu terkini,” jelas Al Farid Ridhofi, ketua HMHI Universitas Mataram.

Seminar bertujuan menjadi wadah keasadaran pemicu akademik terkait isu kontemporer seputar dunia hubungan internasional. Wirawan, asisten III Pemprov NTB turut memberi sambutan. Disampaikan indeks peran ekonomi digital Indonesia dalam pemulihan ekonomi pasca Covid berada di urutan kelima dari seluruh negara ASEAN. Begitu juga dengan indeks Indonesia dalam penyediaan internet. ”Ternyata tidak hanya di Sea Games kita kalah, tetapi juga dalam hal ini prestasi kita masih buruk,” jelas Wirawan.
Dijelaskannya juga, untuk mewaspadai isu yang ada pada tema bisa diatasi dengan kolaborasi. Mulai dari pemerintah yang menyediakan regulasi dan fasilitas. Kemudian pekerja swasta yang mengalokasikan kemampuannya. Dan juga perguruan tinggi yang melahirkan SDM yang berkompeten. ”Jika semua ini berperan maka kemungkinan kita bisa mengalahkan negara ASEAN yang lain,” jelasnya.
Juga ia menyatakan NTB sudah memiliki Badan Inovasi dan Riset Daerah (BRIDA). Ada juga NTB Mall yang menjadi langkah dan bukti bahwa NTB berupaya dalam memajukan daerah dan tetap menjaga kestabilan ekonomi.
Acara dibuka Siti Hilyana, wakil rektor III Universitas Mataram. Dalam sambutannya ia menekankan terkait pilar sosial untuk mengelola sumber daya yang ada di Indonesia khususnya NTB. ”Jangan kita menjadi deforestasi, menjadi pelaku illegal fishing dan sebagainya. Kalau ini kita ikat dalam satu pilar kita akan menjadi negara yang hebat,” ujarnya. (cr-chi/r9)