Selasa, 28 Maret 2023
Selasa, 28 Maret 2023

Guru Madrasah Harus Modis, Kenapa?

PRAYA—Guru di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag) diingatkan harus Modis. Ini adalah akronim dari Moderat, Inovatif dan Inspiratif. ”Untuk menjembatani generasi antara guru dan murid, perlu pola pikir baru dan pola pembelajaran modis ini harus diterapkan,” kata Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag RI Muhammad Zain yang datang ke Lombok Tengah untuk melakukan pembinaan, Kamis (26/1).

Dihadapan lebih dari 200 Pendidik dan Tenaga Pendidikan (PTK) di lingkungan Kemenag Lombok Tengah (Loteng), Zain menyebut guru menjadi masa depan Indonesia. Dengan guru yang berjiwa inovatif dan inspiratif yang ditopang dengan kemajuan digital, akan membawa perubahan baik bagi dunia pendidikan. Hal seperti ini dibutuhkan pada era sekarang ini.

Pria bergelar doktor ini juga menekankan, guru harus memiliki pemahaman agama yang moderat. Ini sangat penting dalam upaya mengimplementasikan nilai-nilai moderasi beragama di tempatnya mengajar.

Moderat, dalam arti guru harus selalu menghindari perilaku atau pengungkapan yang ekstrem. Inovatif, guru yang selalu memiliki rasa ingin tahu sehingga mendorong dirinya menciptakan serta memperkenalkan gagasan barunya.  ”Yang terakhir inspiratif, diharapkan setiap guru yang profesional dapat menjadi inspirasi bagi semua yang ada di sekelilingnya,” kata Zain.

Baca Juga :  Lobar Latih 50 Guru Bahasa Inggris Madrasah

Memasuki era disrupsi saat ini para guru wajib memiliki kemampuan dan pola pikir digital. Dilengkapi beragam bakat dan talenta, sehingga dibutuhkan oleh siswa. Sarannya, untuk mendapatkan guru dengan kriteria tersebut, pemerintah harus merekrut guru-guru post graduate yang masih segar dan tidak terlalu jauh antara jarak guru dengan peserta didiknya. ”Pemenuhan kebutuhan akan pelayanan kehidupan beragama yang berkualitas, merata, peningkatan pemanfaatan dan kualitas pengelolaan potensi ekonomi keagamaan juga menjadi misi Kemenag,” paparnya.

Selain itu, Kemenag juga terus mendorong praktik baik implementasi nilai-nilai moderasi beragama di madrasah. Praktik intoleran merupakan persoalan besar yang dihadapi saat ini.

Menurut Zain, peran dan posisi guru, khususnya di madrasah, sangat berpengaruh. ”Kementerian sudah menyusun program untuk melaksanakan PPG (Pendidikan Profesi Guru, Red) prajabatan sebagai terobosan baru dalam memenuhi kebutuhan guru yang paham digital dan kecerdasan buatan atau AI,” jelasnya.

Baca Juga :  Tidak Boleh ada Siswa Titipan, PPDB Harus Sesuai Aturan!

Sehingga guru harus mengupdate pengetahuan, kemampuan strategi mengajarnya, dan menambah daya jelajah. ”Skema baru yang sudah kami siapkan yaitu pada tahun ini Kemenag akan memulai PPG prajabatan sebagai terobosan untuk memangkas jarak antara guru dan siswa,” terangnya.

Guru masa depan juga wajib memiliki mobilitas horizontal dan vertikal. Agar akrab dengan temuan baru dari sebuah penelitian. ”Pola peningkatan kualitas guru era saat ini yang paling efektif melalui PPG Prajabat ini,” pungkasnya.

Kepala Kanwil Kemenag NTB H Zamroni Aziz menyampaikan ucapan terima kasih atas kedatangan Kemenag pusat. Pembinaan ini sangat dibutuhkan untuk penguatan terkait Moderasi Beragama kepada GTK.

Dirinya berharap, GTK madrasah Kemenag NTB bisa mendapatkan perhatian demi peningkatan SDM serta kesejahteraannya. Terlebih lagi GTK madrasah lingkup Kemenag Loteng lantaran 90 persen di dominasi lembaga pendidikan madrasah swasta dan sisa 10 persen berstatus negeri. ”Semoga ini mendapatkan perhatian,” ujarnya. (yun/r9)

 

Berita Terbaru

Paling Sering Dibaca

Enable Notifications OK No thanks