Minggu, 4 Juni 2023
Minggu, 4 Juni 2023

DPRD Loteng Ajak Warga Lokal Dukung Gerabah Penujak, Ini Caranya!

PRAYA-Hidup segan mati tak mau. Seperti itulah kondisi perajin dan pengusaha gerabah di Desa Penujak, Kecamatan Praya Barat Lombok Tengah. Sebab untuk pemasaran luar daerah atau luar negeri sepertinya membutuhkan waktu lama.

“Sehingga, saya ingin gerabah itu kita pakai sendiri di daerah sendiri,” harap Anggota Komisi II DPRD Loteng Lalu Muhamad Ahyar pada Lombok Post, Selasa (3/1).

Artinya, kata Ahyar, gerabah menjadi kebutuhan rumah tangga. Dulu, gerabah pernah menjadi primadona. Gelas dan piring dari gerabah, asbak dari gerabah, kocor dan tempat wudu dari gerabah, dan masih banyak lagi. Namun, seiring perkembangan waktu mulai ditinggalkan.

Gerabah kalah dengan kerajinan-kerajinan dari kaca, besi, plastik atau kayu. Di satu sisi, para perajin gerabah tidak memiliki inovasi. Di sisi lain, pemerintah seolah tutup mata. “Ini yang mungkin perlu dievaluasi,” pesan politisi Partai Golkar Loteng tersebut.

Baca Juga :  Ada Hujan Interupsi saat Sidang Pembentukan AKD di DPRD Loteng

Dia menekankan, intinya urusan gerabah tidak perlu banyak berkhayal. Yang terpenting, bagaimana kerajinan gerabah dicintai warga sendiri. Setelah itu, baru berbicara dicintai warga luar daerah hingga luar negeri.

“Sebenarnya kita sudah ada regulasi tentang penggunaan produk lokal,” kata Kabid Industri Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Loteng Baiq Yuliana Sapriani, terpisah.

Hal itu diatur dalam peraturan bupati (perbup). Sasarannya, tidak saja warga. Tapi, pelaku pariwisata. Baik yang bergerak dibidang perhotelan, vila, homestay hingga restoran.

Pelaku wisata diharuskan menggunakan produk lokal. Salah satunya, gerabah asal Desa Penujak. Seperti hiasan dinding, meja dan kursi, gelas dan piring, asbak dan tempat lilin, dan lain sebagainya. “Hanya saja, masih kurang maksimal,” keluhnya.

Baca Juga :  Pengadaan Terop dan Sound System Tak Lagi Masuk Pokir DPRD Loteng

Untuk itu, pihaknya berharap kesadaran para pelaku pariwisata tentang regulasi yang dimaksud. “Jangan sedikit-sedikit membeli dan menggunakan produk dari luar daerah,” ujar Yuliana.

Menurut dia, kalau bicara kualitas dan harga, tidak kalah dengan produk-produk luar daerah. Tidak saja gerabah, tapi kerajinan tangan lainnya. (dss/r5)

Berita Terbaru

Paling Sering Dibaca

Subscribe for notification