PRAYA-Penyekatan dan pemeriksaan yang dilakukan di sejumlah titik di Lombok Tengah menuju area Sirkuit Internasional Mandalika menjadi keluhan pelaku usaha travel bahkan warga setempat. Mereka terpaksa harus putar balik kendaraan karena tidak diperbolehkan masuk ke area wisata pantai Mandalika.
“Pelaku wisata seperti travel ini keluhkan terlalu banyak penyekatan sana sini. Mulai dari depan bandara ditanya petugas mau ke mana tujuan, ada yang diminta tunjukkan KTP dan lainnya,” ucap ucap Sanah Ardinata warga Desa Rambitan, Kecamatan Pujut, Loteng.
Di satu sisi, ia memahami penyekatan dilakukan sebagai wujud pengamanan WSBK Mandalika 2023. Namun ia menyarankan penyekatan sebaiknya mendekati lokasi sirkuit bukan memakai jalur lalu lintas umum.
“Kenapa tidak sekalian dia (sirkuit) punya jalan sendiri saja. Keluhan ini bukan sekarang saja, saat MotoGP juga penyekatan terlalu ketat seolah-olah kawasannya privat sekali,” keluhnya.
Menurutnya, tidak semua orang yang datang ke kawasan Mandalika tersebut ikut menonton event balapan. Ada yang datang bertujuan berwisata ke pantai seperti Selong Belanak dan Mawun. Ketika dipaksa putar balik, tentu jalan alternatif yang akan dilalui menjadi lebih jauh.
Ia berharap, ke depan ada kebijakan pemerintah untuk berikan kelonggaran dalam penyekatan ini. Sebab tak sedikit wisatawan baik domestik maupun mancanegara datang berwisata secara mandiri.
“Kan kasihan mereka yang datang jauh-jauh travelling pakai motor atau mobil pribadi harus putar balik,” tandasnya.
Bupati Loteng HL Pathul Bahri membenarkan, ketatnya pemeriksaan di pintu masuk Sirkuit Mandalika. Kejadian itu dialaminya pada Sabtu (4/3). Ia khawatir calon penonton menjadi tak nyaman, tegang, dan takut sehingga malas untuk menonton.
“Hospitality harus diperhatikan. Ini persyaratannya banyak sekali. Saya khawatir orang jadi malas datang,” katanya yang dikonfirmasi koran ini, kemarin (5/3).
Bupati berharap ada evaluasi terkait pemeriksaan yang menurutnya terkesan menyeramkan itu. “Setidaknya pemeriksaan jangan terlalu ribet sepeti ini,” pungkasnya. (ewi/r5)