PRAYA-Siswa SMA/SMK dan MA negeri maupun swasta di NTB akan diberikan akses seluas-luasnya untuk menyaksikan World Superbike (WSBK) di Sirkuit Mandalika, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah. Mereka diberikan tiket dengan harga terjangkau.
“Sesuai dengan kondisi saku anak-anak kita,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Loteng H Lendek Jayadi, Senin (30/1).
Kebijakan itu untuk mencapai target penonton yang ditetapkan Pemerintah Provinsi NTB sebanyak 100 ribu orang. Sedangkan target secara nasional yang disiapkan Mandalika Grand Prix Association (MGPA) sebanyak 75 ribu orang atau naik dibandingkan tahun lalu sebanyak 45 ribu orang.
Atas dasar itulah, pihaknya terus melakukan promosi-promosi. Salah satunya dengan menyatukan kalender event bau nyale dengan WSBK. Kedua event nasional dan dunia tersebut diperkirakan akan menyedot perhatian nasional dan dunia. Apalagi, para pembalap WSBK sudah dipastikan ikut mensukseskan karnaval bau nyale.
“Koordinasi terakhir kami dengan MGPA. Semua pembalap per 1 Maret mendatang sudah ada di Lombok,” kata pria berkacamata tersebut.
Lebih lanjut, pihaknya berharap lewat dua event itu, pariwisata daerah dan nasional semakin bangkit pascapancemi “Tapi, kami melihat belum ada gaung promosi terkait WSBK ini,” sindir Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Loteng Samsul Bahri, terpisah.
Baik dari pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi NTB, apalagi Pemkab Loteng. Termasuk, event bau nyale. Seharusnya, promosi dilakukan secara besar-besaran lewat media yang ada. Bersifat simultan dan masif. Bukan sebaliknya.
“Apalagi, kebijakan PPKM sudah dicabut. Seharusnya ini menjadi momen promosi secara besar-besaran,” sambung Kepala Desa (Kades) Rambitan Lalu Minaksa.
Sayangnya, itu tidak dimanfaatkan. Sehingga terkesan dan seolah-olah dibiarkan begitu saja. Kalau sudah seperti itu, maka kunjungan wisatawan tidak sesuai harapan. Terutama wisatawan nusantara dan dunia. (dss/r5)