Selasa, 28 Maret 2023
Selasa, 28 Maret 2023

Pergeseran Lokasi Malam Puncak Event Bau Nyale Masih Jadi Polemik

PRAYA-Pergeseran lokasi malam puncak bau nyale di Lombok Tengah menuai kritik. Seharusnya lokasi tetap di Pantai Seger, Desa Kuta, Kecamatan Pujut bukan di Pantai Tanjung Aan. Mengingat lokasi itu bagian dari perjalanan legenda Putri Mandalika.

“Kita tidak boleh melupakan cerita sejarah,” kata salah satu tokoh masyarakat Kecamatan Pujut HL Wiraksa pada Lombok Post, kemarin (30/1).

Dijelaskan, legenda dari Putri Mandalika itu berawal dari para raja-raja yang ingin memperebutkan dirinya. Ancaman peperangan dan kehancuran pun terjadi. Alhasil, sang Putri Mandalika lebih memilih mengorbankan dirinya sendiri. Dengan cara, menceburkan diri ke Pantai Seger.

Catatan historika itu sebagaimana tertuang dalam tanggal 20 bulan 10 penanggalan Sasak setiap tahunnya. Itu sebagai upaya mengenang pengorbanan sang Putri Mandalika yang konon berubah wujud menjadi nyale atau cacing laut dengan aneka warna.

Baca Juga :  Data Penerima JPS Bermasalah, Berpotensi Picu Gejolak di Masyarakat

“Dari historika itu nama Mandalika melekat di mana-mana,” kata pria berkumis tebal tersebut.

Seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, sirkuit Mandalika dan Terminal Mandalika di Kota Mataram. “Jadi, tolong pengelola kawasan memperhatikan hal ini,” tegas Wiraksa.

Dengan cara, memberikan akses dan tempat seluas-luasnya bagi warga dan pemkab di Pantai Seger. Jangan terkesan ditutup-tutupi bahkan mengisolir.

Mantan Camat Pujut tersebut berharap, pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi NTB membantu mengintervensi pengelola kawasan. Sehingga khusus Pantai Seger dibuka dan terbuka kapan pun. “Prinsipnya, kita tidak ingin cerita sejarah itu dihilangkan. Itu saja,” kata Wiraksa yang juga Anggota Komisi III DPRD Loteng tersebut.

Baca Juga :  Kisah Kori Akbar, Warga Kuta Lombok yang Menikahi Dua Perempuan Sekaligus

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Loteng H Lendek Jayadi mengatakan, persoalan malam puncak bau nyale sebenarnya tidak perlu diperdebatkan. Karena itu hanya acara seremonial saja.

“Kalau Pantai Seger, tanpa dikasi tahu, warga dipastikan datang. Karena memang dilokasi itu menjadi legenda Putri Mandalika,” papar Jayadi, yang ditemui terpisah.

Untuk itu, pihaknya memprediksikan bau nyale tahun ini membeludak. Alasannya, karena selama dua tahun terakhir, dari 2021-2022 lalu pengunjung bau nyale terbatas dan dibatasi. Itu karena pandemi Covid-19.

“Sirkuit Mandalika dan KEK Mandalika yang pasti menjadi magnet. Ini juga salah satu faktor,” kata Jayadi. (dss/r5)

Berita Terbaru

Paling Sering Dibaca

Enable Notifications OK No thanks