Senin, 27 Maret 2023
Senin, 27 Maret 2023

Sejarah

Lombok 1930 : Sepiring Pelecing, Sekeping Kepeng Bolong

Lombok di pedalaman abad 18 telah  membuka diri terhadap perdagangan antar bangsa. Karena itu ragam mata uang dunia ditransaksikan disini. Tentu saja dengan Kepeng Bolong sebagai mata uang utama. Bagaimana nilai tukarnya?

Lombok 1891: Jejak Guru Bangkol Mengobarkan Perang Praya

Tumbuhnya gerakan Islam yang dibawa para pendatang maupun  para mukimin Lombok di Tanah Suci turut memberi andil  dalam sejumlah perlawanan di penghujung Abad 19. Pemberontakan para Petani Praya di tahun 1891 contohnya.

1910: Fenomena Datu-Datuan dan Perlawanan Petani Lombok

Runtuhnya Kerajaan Mataram  di tahun 1894 benar-benar mengubah keadaan sosial masyarakat Lombok. Belanda secara mutlak berkuasa dan menampakkan wajah kolonial yang sebenarnya. Bahkan lebih buruk dari penguasa yang digulingkan

Nusantara di Abad 17, Ketika Warga Bebas Jual Beli Narkoba

Jauh sebelum narkoba (narkotika dan obat/bahan berbahaya) dilarang seperti saat ini, Hindia Belanda pernah kaya raya dari monopoli Opium (candu). Uang hasil penjualan barang memabukkan menggerakkan perekonomian, membiayai pembangunan rel kereta api, jalan raya, pelabuhan hingga perang.

Lombok 1839 : Perang Saudara dan Persaingan Tanjung Karang – Ampenan

Jauh sebelum Ampenan sohor sebagai pelabuhan besar, Tanjung Karang  pernah menjadi bandar utama yang disinggahi kapal-kapal dunia. Namun perang saudara yang meletus tahun 1838-1839 mengakhiri riwayat pelabuhan ini. Ia limbung dan tak pernah bangkit lagi hingga kini.

April 1815, Jejak Letusan Tambora Mengubah Sejarah Dunia

206 tahun lalu, tepatnya tengah bulan April  1815 Gunung Tambora di Pulau Sumbawa meletus. Letusan paling mengerikan yang pernah tercatat dalam sejarah manusia modern.  Bukan hanya Sumbawa, tapi dampak  ledakan ini  melanda penjuru dunia.

1856, Amuk di Ampenan dan Kisah Perlawanan Orang-orang Makassar

Suatu pagi di  Ampenan sekitar bulan Juni 1856. Kengerian meneror warga kota pelabuhan ini ketika seorang pria  berlari mengamuk ke penjuru kota dan hendak menebas siapapun yang ditemuinya.

Lombok 1930 : Sepiring Pelecing, Sekeping Kepeng Bolong

Lombok di pedalaman abad 18 telah  membuka diri terhadap perdagangan antar bangsa. Karena itu ragam mata uang dunia ditransaksikan disini. Tentu saja dengan Kepeng Bolong sebagai mata uang utama. Bagaimana nilai tukarnya?

Lombok 1891: Jejak Guru Bangkol Mengobarkan Perang Praya

Tumbuhnya gerakan Islam yang dibawa para pendatang maupun  para mukimin Lombok di Tanah Suci turut memberi andil  dalam sejumlah perlawanan di penghujung Abad 19. Pemberontakan para Petani Praya di tahun 1891 contohnya.

1910: Fenomena Datu-Datuan dan Perlawanan Petani Lombok

Runtuhnya Kerajaan Mataram  di tahun 1894 benar-benar mengubah keadaan sosial masyarakat Lombok. Belanda secara mutlak berkuasa dan menampakkan wajah kolonial yang sebenarnya. Bahkan lebih buruk dari penguasa yang digulingkan

Nusantara di Abad 17, Ketika Warga Bebas Jual Beli Narkoba

Jauh sebelum narkoba (narkotika dan obat/bahan berbahaya) dilarang seperti saat ini, Hindia Belanda pernah kaya raya dari monopoli Opium (candu). Uang hasil penjualan barang memabukkan menggerakkan perekonomian, membiayai pembangunan rel kereta api, jalan raya, pelabuhan hingga perang.

Lombok 1839 : Perang Saudara dan Persaingan Tanjung Karang – Ampenan

Jauh sebelum Ampenan sohor sebagai pelabuhan besar, Tanjung Karang  pernah menjadi bandar utama yang disinggahi kapal-kapal dunia. Namun perang saudara yang meletus tahun 1838-1839 mengakhiri riwayat pelabuhan ini. Ia limbung dan tak pernah bangkit lagi hingga kini.

April 1815, Jejak Letusan Tambora Mengubah Sejarah Dunia

206 tahun lalu, tepatnya tengah bulan April  1815 Gunung Tambora di Pulau Sumbawa meletus. Letusan paling mengerikan yang pernah tercatat dalam sejarah manusia modern.  Bukan hanya Sumbawa, tapi dampak  ledakan ini  melanda penjuru dunia.

1856, Amuk di Ampenan dan Kisah Perlawanan Orang-orang Makassar

Suatu pagi di  Ampenan sekitar bulan Juni 1856. Kengerian meneror warga kota pelabuhan ini ketika seorang pria  berlari mengamuk ke penjuru kota dan hendak menebas siapapun yang ditemuinya.

Lombok 1930 : Sepiring Pelecing, Sekeping Kepeng Bolong

Lombok di pedalaman abad 18 telah  membuka diri terhadap perdagangan antar bangsa. Karena itu ragam mata uang dunia ditransaksikan disini. Tentu saja dengan Kepeng Bolong sebagai mata uang utama. Bagaimana nilai tukarnya?

Lombok 1891: Jejak Guru Bangkol Mengobarkan Perang Praya

Tumbuhnya gerakan Islam yang dibawa para pendatang maupun  para mukimin Lombok di Tanah Suci turut memberi andil  dalam sejumlah perlawanan di penghujung Abad 19. Pemberontakan para Petani Praya di tahun 1891 contohnya.

1910: Fenomena Datu-Datuan dan Perlawanan Petani Lombok

Runtuhnya Kerajaan Mataram  di tahun 1894 benar-benar mengubah keadaan sosial masyarakat Lombok. Belanda secara mutlak berkuasa dan menampakkan wajah kolonial yang sebenarnya. Bahkan lebih buruk dari penguasa yang digulingkan

Nusantara di Abad 17, Ketika Warga Bebas Jual Beli Narkoba

Jauh sebelum narkoba (narkotika dan obat/bahan berbahaya) dilarang seperti saat ini, Hindia Belanda pernah kaya raya dari monopoli Opium (candu). Uang hasil penjualan barang memabukkan menggerakkan perekonomian, membiayai pembangunan rel kereta api, jalan raya, pelabuhan hingga perang.

Lombok 1839 : Perang Saudara dan Persaingan Tanjung Karang – Ampenan

Jauh sebelum Ampenan sohor sebagai pelabuhan besar, Tanjung Karang  pernah menjadi bandar utama yang disinggahi kapal-kapal dunia. Namun perang saudara yang meletus tahun 1838-1839 mengakhiri riwayat pelabuhan ini. Ia limbung dan tak pernah bangkit lagi hingga kini.

April 1815, Jejak Letusan Tambora Mengubah Sejarah Dunia

206 tahun lalu, tepatnya tengah bulan April  1815 Gunung Tambora di Pulau Sumbawa meletus. Letusan paling mengerikan yang pernah tercatat dalam sejarah manusia modern.  Bukan hanya Sumbawa, tapi dampak  ledakan ini  melanda penjuru dunia.

1856, Amuk di Ampenan dan Kisah Perlawanan Orang-orang Makassar

Suatu pagi di  Ampenan sekitar bulan Juni 1856. Kengerian meneror warga kota pelabuhan ini ketika seorang pria  berlari mengamuk ke penjuru kota dan hendak menebas siapapun yang ditemuinya.
- advertisement mobile-spot_img

Berita Terbaru

- advertisement mobile-spot_img

Paling Sering Dibaca

- advertisement mobile-spot_img
Enable Notifications OK No thanks