SELONG-Salah satu potensi Lombok Timur di sektor kelautan dan perikanan adalah garam. Untuk meningkatkan kualitas garam petani, pemkab melalui Dinas Perikanan dan Kelautan (DPK) Lotim sedang mempersiapkan program integrasi lahan garam.
“Sebenarnya akan laksanakan 2020 lalu. Tapi dananya terpangkas karena Covid-19,” kata Kepala DPK Lotim H Hariadi Suranggana pada Lombok Post, Jumat (8/1).
Program integrasi lahan garam dari dana Tugas Pembantuan (TP) ini dicanangkan di wilayah Kecamatan Jerowaru. Luasnya lahan yang akan disatukan dari para petambak garam mencapai 15 hektare. “Integrasi garam ini untuk memproduksi garam industri,” jelasnya.
Ia menjelaskan, sampai saat ini, belum ada produksi garam industri di Lotim. Padahal potensi garam yang dihasilkan sangat bisa untuk menghasilkan garam dengan kadar NaCl yang mencapai 95 persen.
Hariadi berharap, program integrasi lahan garam di Lotim dapat berjalan sesuai harapan. Adapun anggaran program ini mencapai Rp 1 miliar. Dana itu sudah termasuk untuk pembangunan jalan produksinya.
Kata Hariadi, jika sudah berjalan, garam industri yang dihasilkan petambak dapat dipasarkan dengan PDAM Lotim. “Garam yang dihasilkan ini bisa mengganti kaporit,” jelasnya.
Sementara untuk menggenjot penghasilan garam konsumsi, Hariadi mengatakan belum ada anggaran APBD untuk itu. Bentuk bantuannya masih berbentuk stimulan kepada para kelompok. Seperti akhir tahun lalu, pihaknya memberikan bantuan pada petani garam konsumsi masing-masing Rp 15 juta per kelompok.
Ia menerangkan, salah satu upaya meningkatkan penjualan garam di Lotim adalah dengan memastikan BUMD Lotim PD Agro Selaparang mengambil bahan baku dari petani garam di Lotim. “Harapan kita begitu. Jadi ASN di Lotim membeli garam di Agro,” ujarnya. (tih/r5)