Kamis, 8 Juni 2023
Kamis, 8 Juni 2023

Hasil Panen Padi di Loteng Merosot, Ini Diduga Jadi Penyebabnya

PRAYA-Rusaknya tanaman padi di Dusun Peresak Daye, Desa Peresak, Kecamatan Batukliang, Loteng membuat hasil panen padi petani merosot. Bahkan ada tanaman padi yang seharusnya beberapa hari lagi panen, justru dipanen petani lebih cepat.

Salah seorang petani Amaq Musdah mengaku terpaksa memanen tanaman padi karena khawatir hasil padi rusak lebih parah. Kata dia, saat ini, hasil padi yang sudah dipanen banyak mengandung gumpalan dari bunga padi. Padi yang harusnya terisi kebanyakan kosong atau keropeng.

“Jika hasil panen seperti ini biasanya beras akan menguning, rasa agak pahit,” katanya pada wartawan, Rabu (15/3).

Hal serupa dialami Amaq Muhri. Lahan miliknya seluas 30 are sebagian besar padi keropong. Jika sudah begini hasil panen dipastikan merosot drastis. Apa yang menjadi penyebab, diyakini benih padi yang digunakan tidak bagus. “Kalau kosong gini, berarti jenis benih padinya gak bagus,” ujarnya.

Dengan kualitas gabah seperti ini, sambung dia, biasanya petani lebih memilih jual keluar daerah dalam bentuk beras. Harganya masih bisa menguntungkan dan menutupi kerugian yang dialami petani. Harga yang didapat sekitar Rp 425 ribu hingga Rp 450 ribu per kuintal.

Baca Juga :  Jelang Musim Kemarau, Petani Loteng Diimbau Tak Tanam Padi

“Tidak kita jual ke Bulog, mana mau yang begini. Ada penendak yang sudah beli untuk dibawa keluar,” katanya.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian (Distan) Loteng Taufikurrahman tak menampik, ada sebagian lahan padi terindikasi keropeng dan sebagainya. Namun berdasarkan ambang batas pengendalian hama, diakui, masih aman di bawah ambang batas. Dari segi kualitas mengalami penurunan.

“Masih aman di bawah dua persen, insya Allah tidak terlalu mengganggu hasil panen. Loteng tetap masih bisa surplus,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, lahan padi yang terkena hama ini kebanyakan menggunakan lahan sebagai persemaian. Artinya tidak mendapat perhatian khusus dari petani. Seharusnya, ketika ada tanaman padi yang mengalami kerusakan harus dilakukan pencabutan hingga ke akar atau eradikasi.

“Hama ini akan terus kita kendalikan kedepannya, pantau bersama UPT terkait,” imbuh Arman akrab disapa.

Baca Juga :  Tak Ada Pemangkasan, Dinas Dikbud Lotim Pertahankan Jumlah Tenaga Honorer

Memasuki panen raya di Loteng, diakui Arman, baru mencapai 87 persen dari total keseluruhan lahan 57 ribu hektare (Ha). Hasil panen gabah petani diyakini tidak berpengaruh signifikan terhadap harga gabah kering panen di tingkat petani.

“Sebab dalam fase generatif, dimana padi dalam keadaan bunting dan mengalami fase vegetatif, walau airnya kurang masih bisa berbuah,” kata dia.

Melihat kondisi permasalahan ini, Arman meyakini harga gabah kering panen di tingkat petani masih bisa menguntungkan. Paling rendah sekitar Rp 4.300 per Kg di tingkat petani, dan sekitar Rp 4.600 per Kg di tingkat heler gabah.

“Bahkan masih berpotensi bertambah karena Bulog telat membeli gabah petani, yang terjadi kebanyakan pengusaha beras yang beli duluan gabah di petani,” terangnya.

Penyerapan gabah petani yang dilakukan Bulog Loteng baru mencapai sepuluh persen dari target 20 ribu ton. Artinya, yang baru diserap Bulog baru dua ribu ton. (ewi/r5)

Berita Terbaru

Paling Sering Dibaca

Subscribe for notification