SELONG-Capaian sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) penghasil Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Lombok Timur terlihat buruk di triwulan I tahun ini. Hal tersebut terlihat dari aplikasi sistem evaluasi dan monitoring PAD (SEMPAD) Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Lotim per 30 Maret 2023.
“Memang ada beberapa OPD yang dalam sistem capaiannya masih nol persen dari target,” kata Kepala Bapenda Lotim Muksin pada Lombok Post, kemarin (30/3).

Beberapa OPD penghasil PAD yang capaiannya masih nol persen adalah Diskominfo Statistik dan Persandian Lotim, Dinas Perindustrian, Disnakertrans, Diskop dan UMKM, Dinas Pertanian, dan Inspektorat Lotim. Masing-masing OPD tersebut memiliki target capaian PAD dari yang terendah Disnakertrans Lotim Rp 250 juta sampai yang terbanyak Diskominfo Rp 8,9 miliar.
Muksin menyebutkan sebagian besar penghasilan seluruh OPD penghasil PAD di triwulan pertama ini tidak memenuhi target. Hal itu disebabkan oleh banyak faktor.
Ia menerangkan beberapa kendala teknis yang ditemukan beberapa OPD seperti Diskominfo Lotim yang tak bisa berharap banyak pada Lotim Net. Begitu juga dengan beberapa OPD lainnya yang masih nol persen atau sama sekali belum mendapatkan hasil apa-apa.
“Memang ada seperti inspektorat yang di triwulan pertama biasanya belum ada sama sekali. Tapi nanti banyaknya di triwulan kedua dan ketiga,” terang Muksin.
Untuk mengatasi persoalan masing-masing OPD penghasil PAD, Muksin mengatakan mulai merutinkan kegiatan pertemuan. Pertemuan tersebut dimaksudkan untuk memperkuat koordinasi dan sinergitas dalam bersama-sama mencapai target yang dibutuhkan. Hal yang dibahas dalam pertemuan dapat berupa capaian juga kendala yang dihadapi, sekaligus solusi dan rencana ke depan yang akan dilakukan.
Bapenda sendiri terlihat belum sampai pada target yang dibebankan tahun ini. Dari target Rp 282 miliar, Bapenda Lotim baru mencapai Rp 16,2 miliar di triwulan pertama ini.
Kata Muksin, baru sekitar 6 persen dari target 15 persen yang seharusnya didapatkan di tiga bulan pertama. Memang kenaikan target PAD untuk Bapenda Lotim tahun ini hampir mencapai 150 persen. Di mana sebelumnya target Bapenda Lotim Rp 121 miliar.
Bagi Muksin, triwulan pertama adalah tahapan awal yang memang tidak semudah yang diharapkan untuk dilalui. Di mana kondisi keuangan yang beredar, khususnya dari pajak MBLB, restoran dan hotel yang diharapkan menguat masih sangat landai.
Ia berharap ada peningkatan signifikan pada penghasilan di triwulan kedua dan ketiga. “Tentu disempurnakan dengan triwulan ke empat. Dan kenaikan ini sangat bisa terjadi karena posisi saat ini kami memang sedang banyak melakukan pembenahan,” terangnya.
Sementara itu Plt Kepala Dinas Perindustrian Lotim Lalu Alwan Wijaya membenarkan jika di triwulan I ini capaian PAD OPD yang dipimpinnya masih nol. Ia menjelaskan jika beberapa potensi sumber PAD, seperti pabrik porang di Pringgabaya belum mulai beroperasi.
Sementara potensi lainnya seperti UPT Logam di Kotaraja seperti biasa belum berjalan maksimal di triwulan I. Disusul potensi ke depan yang lebih besar lainnya seperti Kawasan Industri Hasil Tembakau (KIHT) di Paokmotong.
“Kita optimis di triwulan II dan III akan kelihatan hasilnya. Tentu tidak cepat, karena memang kita juga dalam proses menyiapkannya,” tandasnya Alwan.
Dinas Perindustrian Lotim yang baru tiga tahun terbentuk memiliki target Rp 5,5 miliar. Dari target tersebut, Alwan optimis bisa mencapai lebih besar jika beberapa potensi PAD yang tengah disiapkan saat ini masing-masing sudah berjalan normal.
“Potensi perindustrian saat ini sangat besar. Namun tentu kita butuh waktu untuk menyiapkannya. Jika sudah jalan, hasilnya bisa sangat maksimal,” terangnya dengan nada optimis. (tih/r5)