Selasa, 28 Maret 2023
Selasa, 28 Maret 2023

Dua Bulan Honor Belum Dibayar, Atlet Pertanyakan Kelanjutan Pelatda

MATARAM-Kelanjutan pemusatan latihan daerah (Pelatda) NTB menimbulkan tanda tanya. Salah satunya dari atlet-atlet penghuni pelatda yang selama ini menempati asrama yang berada di GOR 17 Desember.

Diketahui, setelah PON Papua berakhir, atlet-atlet peraih medali mengikuti Pelatda NTB. Namun sebelum Porprov XI/2023, pelatda dihentikan sementara. Kini setelah Porprov usai, pelatda masih belum dilanjutkan.

Atlet peraih medali emas dari Kempo NTB Rini Kurniati mengatakan, sebelum dihentikan, dirinya bersama atlet-atlet lainnya belum menerima honor Januari-Februari 2023. ”Saya dan teman-teman sudah latihan sejak 2022 tapi sekarang terputus. Tidak ada pelatih juga karena belum digaji. Bagaimana kan gaji kita tidak dibayar dan gaji pelatih,” kata Rini kepada media, kemarin (13/3).

Kondisi ini menimbulkan perasaan dilema bagi atlet. Karena di satu sisi Rini dan atlet lainnya harus fokus mempersiapkan diri untuk Pra-PON. Tetapi di sisi lain, atlet belum mendapatkan haknya. ”Sekarang latihan untuk menjaga kondisi saja. Tidak ada program karena pelatih tidak mendampingi,” katanya.

Baca Juga :  Masuk Pelatnas, Petinju Putri NTB Bersiap untuk Pra Olimpiade

Atlet atletik NTB Dian Ekayanti menyampaikan hal senada. Peraih medali emas nomor 3.000 halang rintang ini mengaku sudah menjalani Pelatda sejak Juli 2022. Kemudian pembayaran honor mulai tersendat untuk Januari dan Februari 2023, gaji Pelatda sebesar Rp 2,25 juta per bulan juga belum dibayar. ”Kita latihan sendiri. Harapan kami pelatda dilanjutkan lagi. Kondisi fisik atlet lagi turun karena tidak latihan teratur. Bagaimana bisa lolos kualifikasi PON 2024 kalau begini kondisinya,” katanya.

Dian juga menilai, target 20 emas di PON Aceh-Sumatera Utara 2024 terlalu mengada-gada dan sulit dicapai jika latihan atlet terganggu. ”Makanan dan vitamin sudah tidak dikasih. Sekarang kita beli makan saja pakai uang sendiri. Jika begini sulit bagi kita untuk lolos PON,” jelasnya.

Dia berharap agar pemerintah bisa memperhatikan atlet-atlet NTB yang sedang mempersiapkan diri untuk Pra-PON. “Jangan sampai persiapan atlet terganggu sehingga mempengaruhi performa atlet nantinya,” kata dia.

Atlet Pelatnas asal NTB Sapwaturrahman juga mengaku prihatin dengan kondiri rekan-rekannya di Pelatda. Menurutnya proses latihan sebagai atlet sangat butuh support sistem dari sisi internal maupun eksternal. Sehingga proses latihan dan target bisa tercapai maksimal. ”Kalau Pelatnas ditiadakan, saya rasa akan banyak atlet-atlet nasional yang kesusahan dalam proses latihannya, untuk mempersiapkan diri di kompetisi-kompetisi besar,” kata Sapwa melalui pesan singkat.

Baca Juga :  Pelatda PON 2021 Belum Ada Kejelasan

Atlet lompat jauh ini berharap pemda bisa mengeluarkan kebijakan yang baru. Salah satunya melanjutkan pelatda yang sudah menjadi program khusus bagi atlet-atlet NTB mempersiapkan diri untuk multievent nasional. ”Ini agar pengembangan olahraga serta performa atlet NTB bisa terjaga dan terjamin hingga PON 2024 Aceh Sumatera,” tandasnya.

Gubernur NTB Dr Zulkieflimansyah mengaku pihaknya belum menerima informasi soal atlet yang mengikuti Pelatda NTB. ”Saya cek dulu,” kata dia dihubungi via ponsel.

Pria yang akrab disapa Bang Zul ini berjanji akan mengecek informasi ini kepada Ketua KONI NTB. Karena selama ini pemerintah mendapatkan informasi bagus-bagus saja. (puj/r8)

Berita Terbaru

Paling Sering Dibaca

Enable Notifications OK No thanks