Pelayanan air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Lombok Tengah di musim kemarau disorot. Pengalaman setiap tahunnya, jaringan pipanisasi air bersih ke pelanggan selalu mati total. Ada yang berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan lamanya.
Kondisi cuaca yang tidak biasa, terjadi beberapa hari terakhir. Hujan deras terus mengguyur Kota Mataram dan kabupaten kota lain yang ada di Pulau Lombok meski saat ini sudah masuk musim kemarau.
Topan menjelaskan terdapat beberapa wilayah yang termasuk dalam kategori awas kekeringan meterologis, yaitu wilayah Kecamatan Palibelo dan Wawo. Monitoring musim kemarau 2021 pada dasarian II Mei 2021 umumnya menunjukkan hampir seluruh wilayah Provinsi NTB sudah memasuki musim kemarau.
KEMARAU 2020 ini terasa cukup berbeda. Puncak musim kemarau di Juli-Agustus yang sejatinya kering dengan hujan yang sangat sedikit tidak begitu terasa di beberapa wilayah di NTB. Beberapa hari yang lalu dibeberapa wilayah di NTB terpantau terjadi hujan bahkan dengan intensitas lebat.
Kalak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Barat (Lobar) Mahnan mengatakan penyelesaian bencana kekeringan membutuhkan solusi permanen. ”Kalau kita cuma dropping air, cuma sementara. Beberapa hari bisa habis,” kata Mahnan.
Lima daerah di NTB mengalami kekeringan ekstrem dengan status awas. Yaitu Kabupaten Dompu, Bima, Sumbawa, Sumbawa Barat, dan Lombok Timur. ”Masyarakat kami imbau mewaspadai dampak dari kekeringan,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Lombok Barat Luhur Tri Uji Prayitno, kemarin (11/8).
MATARAM-Pemprov NTB menetapkan status siaga darurat bencana kekeriangan. Status tersebut berlaku 14 Juli hingga 31 November 2020. ”Pak gubernur sudah teken SK siaga darurat hari Rabu, minggu lalu,” kata Plt Kepala Pelaksana BPBD NTB H Ahmadi, Senin (10/8).
Seperti tahun-tahun sebelumnya, dana penanganan kekeringan tidak pernah sedikit. Tahun ini, BPBD NTB kembali mengusulkan dana hingga Rp 8,3 miliar lebih untuk atasi bencana kekeringan. ”Ini sedang kami usulkan mudahan dananya tersedia,” kata Plt Kepala Pelaksana BPBD NTB H Ahmadi, Jumat (7/8).
Bayang-bayang kekeringan mulai melanda. Dari data BPBD KLU, setidaknya ada 67 dusun dari 19 desa KLU berpotensi mengalami kekeringan cukup parah.
”Jadi data itu kita tetap mengacu pada data tahun lalu,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD KLU I Ketut Pasek Suparta, Rabu (5/8).