TANJUNG-Pemerintah Kabupaten Lombok Utara (KLU) menargetkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp 175 miliar tahun ini. Jumlah ini meningkat Rp 15 miliar dari target PAD 2022 lalu Rp 160 miliar.
Untuk mencapai target ini, Bapenda KLU memaksimalkan semua potensi pendapatan. Salah satunya piutang, yang penagihannya dikerjasamakan dengan Kejaksaan Negeri (Kejari) Mataram.

Kepala Bidang Monitoring dan Evaluasi Bapenda KLU Khaeruddin Nasir mengatakan, ada tiga Wajib Pajak (WP) yang tengah ditangani Kejari. ”Piutangnya bergerak naik, mulai dari November 2022 sampai sekarang ini mereka tetap bayar,” ujarnya, Kamis (23/3).
Dikatakannya, piutang tiga WP tersebut yakni dua dari pajak hotel dan restoran dan satu dari PBB (Pajak Bumi Bangunan). Jumlahnya pun terbilang cukup besar, yakni Rp 3,5 miliar untuk pajak hotel dan restoran dan Rp 500 juta untuk PBB. ”Tunggakan ini memang sudah lama sebelum gempa,” sambungnya.
Gempa dan pandemi diduga membuat ketiga WP ini tidak bisa membayar tagihan pajaknya. Hingga akhirnya pada 2022 lalu, pihaknya bekerjasama dengan Kejari untuk mengatasi persoalan tersebut. ”Akhirnya disepakati untuk jumlah pembayarannya berapa. Makanya sekarang Alhamdulillah setiap bulan itu tetap dibayarkan,” bebernya.
Berbicara soal target PAD, pariwisata KLU saat ini sudah mulai bangkit. Maret ini, realisasi PAD KLU sudah mencapai 17 persen. Persentase ini lebih tinggi dibandingkan 2022 lalu yang di bawah 10 persen. ”Target Rp 175 miliar ini di semua sektor, baik parkir, pasar, hingga pariwisata,” tandasnya.
Terpisah, Kepala Bapenda KLU Aenal Yakin mengatakan, sektor pariwisata merupakan penyumbang terbesar PAD KLU. Pendapatan itu bersumber dari pajak hotel dan restoran hingga retribusi destinasi wisata.
Kenaikan target PAD tahun ini diakuinya lantaran pariwisata sudah mulai pulih. Hal ini tentu membuat pemda semakin optimis bisa merealisasikan target. ”Memang ini pekerjaan berat kita, tapi kami yakin bisa terealisasi,” ujarnya.
Pihaknya melakukan sinergi dengan berbagai pihak agar membuat peningkatan signifikan pada PAD KLU. ”Semoga sinergitas yang sudah kita lakukan bersama pihak lainnya bisa membuat tercapai target,” sambungnya.
Beberapa potensi PAD juga akan dimaksimalkan. Seperti di Gili Tramena, masih banyak hotel dan restoran yang belum mengurus izinnya. Ini sudah didata.
Potensi lainnya yakni retribusi dari sarang burung walet. ”Semoga tidak ada kebocoran lagi, makanya kita optimis target ini bisa kita capai,” pungkasnya. (fer/r9)