Pawai takbiran di Kecamatan Cakranegara saat malam Idul Fitri lalu terasa berbeda. Malam itu, tidak hanya umat muslim yang merayakan malam istimewa tersebut. Sejumlah tokoh lintas agama juga ikut merayakan perayaan malam lebaran.
HAMDANI WATHONI, Mataram

Tahun ini, pelaksanaan pawai takbiran di Kota Mataram dipusatkan di masing-masing kecamatan. Otomatis, ada enam titik berbeda yang menjadi lokasi pelaksanaan malam takbiran. Mengingat ada enam kecamatan yang ada di Kota Mataram. Di Kecamatan Cakranegara, pawai takbiran dipusatkan di Jalan Pejanggik. Ini merupakan lokasi yang sama tempat digelarnya Pawai Ogoh-ogoh jelang Hari Raya Nyepi Umat Hindu beberapa waktu lalu.
Selepas Maghrib saat malam takbiran, jalan ini sudah dipadati oleh kafilah dari berbagai kelurahan. Mereka datang dengan mengarak miniatur masjid yang unik dan berwarna-warni. Hiasan lampu membuat miniatur masjid makin menarik perhatian warga untuk menonton Pawai Takbiran. Pekikan suara takbir juga berkumandang membuat pawai ini berlangsung semarak.
Suasana seperti ini hampir sama berlangsung di semua kecamatan. Namun yang membuat pawai takbiran di Kecamatan Cakranegara istimewa, ada sejumlah tokoh lintas agama yang juga turut serta. Mereka berjalan di baris paling depan membentangkan spanduk ucapan Selamat Idul Fitri 1444 Hijriah.
“Mereka adalah tokoh agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB), semua perwakilan agama turut serta,” ungkap Camat Cakranegara Irfan Syafindra Soerati kepada Lombok Post.
Ia mengatakan keikutsertaan para tokoh agama ini dikarenakan inisatif mereka untuk menunjukkan toleransi antar umat beragama di Kota Mataram. Kecamatan Cakranegara dipilih karena di wilayah ini terbilang masyarakatnya paling heterogen. Semua umat agama ada di wilayah ini dengan latar belakang berbagai etnis.
“Dari semua wilayah Cakranegara ini menjadi kecamatan yang paling beragam penduduknya. Di sini ada Umat Islam, Hindu, Kristen, Katolik, Budha hingga Konghucu,” paparnya.
Irfan merasa begitu gembira ketika melihat mereka semua terlibat dalam perayaan Pawai Takbiran. Ini menjadi bukti jika Mataram masih memiliki komitmen kuat sebagai kota yang toleran bagi semua warga tanpa membedakan suku, ras dan agama penduduknya.
Mereka juga selama ini telah hidup berdampingan dengan harmonis selama ratusan tahun. Sehingga komitmen kuat untuk menjaga toleransi ini yang terus dibangun hingga saat ini. “Makanya kami berikan para tokoh ini barisan paling depan saat pawai takbiran,” ucap Irfan.
Senada dengan camat, Ketua Karang Taruna Cakranegara Mahsan juga menyampaikan rasa syukurnya dengan terlibatnya para tokoh agama saat acara pawai takbiran. “Karena ini bisa menepis isu intoleran yang banyak digulirkan pihak tertentu,” ucapnya.
Menurutnya, Kota Mataram sebagai kota toleran sudah teruji dan terbukti. Itu bisa dilihat di wilayah Cakranegara yang masyarakatnya berasal dari berbagai latar belakang tetapi mereka hidup dengan aman dan damai. (*/r3)